6 Februari 2000

409. Penghuni Gua

Penghuni Gua adalah sekelompok pemuda Nasrani yang berani menentang Kaisar Romawi Gaius Messius Quintus Trajanus Decius (201 - 251) M, yang memerintah imperium Romawi selama dua tahun (249 - 251) M. Decius ini terkenal (berucht) sangat kejam terhadap orang-orang Nasrani. Ia tewas dalam pertempuran melawan bangsa Goth dalam tahun 251 M. Kelompok pemuda Nasrani tersebut diburu oleh tentara Romawi dan meluputkan diri bersembunyi ke dalam sebuah gua. Namun jejak mereka ketahuan dan atas perintah Decius mulut gua itu ditutup dengan batu. Allah SWT Yang Maha Pemelihara menidurkan mereka selama 309 tahun dalam gua itu. Ratusan tahun kemudian batu-batu yang menimbun mulut gua itu diambil orang untuk bahan bangunan, tanpa mengetahui bahwa dalam gua itu ada sekelompok orang sedang tidur. Beberapa hal yang menarik untuk dibahas dalam hal ini. Namun yang akan dibahas hanya tiga hal, pertama orang tidur ratusan tahun, kedua bagaimana Al Quran menggambarkan posisi gua dan gaya redaksional Al Quran dalam menyebutkan angka 309.

Pertama, dalam sehari semalam kita sekurang-kurangnya 17 kali membaca kalimah : ALHMD LLH RB AL'ALMYN (S. ALFATHT, 2) dibaca: alhamdu liLla-hi rabbil 'a-lami-n (s. alfa-tihah) artinya: Segala puji bagi Allah Maha Pemelihara semesta alam (S. Pembukaan, 1:2).
Allah Yang Maha Pemelihara, mengatur alam semesta dengan SunnatuLlah (Hukum Allah). Ada Hukum yang bersifat umum yang "ditanam" di alam syahadah (universum), ini dapat dipelajari dan diungkap oleh manusia yang disebut hukum alam dalam istilah sekulernya. Adapula Hukum yang khusus yang tidak "ditanam", melainkakn hanya terjadi dalam waktu tertentu seperti Nabi Ibrahim AS tidak dimakan api, tongkat Nabi Musa AS membelah laut Merah, Nabi Isa AS dilahirkan tanpa ayah dan dapat menghidupkan orang mati, dan Nabi Muhammad SAW mengeluarkan air dari sela-sela jari. Karena Hukum yang khusus ini hanya berlaku dalam waktu tertentu, tidak sinambung (baca: tidak "ditanam"), maka ia tidak dapat dipelajari, karena salah satu syarat untuk dapat dipelajari proses itu harus terjadi secara sinambung. Maka termasuklah dalam Hukum yang khusus ini adalah para pemuda Nasrani yang ditidurkan Allah SWT dalam gua selama 309 tahun.

Kedua, Firman Allah menggambarkan posisi gua itu seperti kita sekarang membaca peta bumi sistem Mercator, yaitu menghadap ke utara, sebelah kanan timur dan sebelah kiri barat: WTRY ALSYMS ADZATH THL'AT TZA WR'AN KHFHM DZAT ALYMYN WADZA GHRBT TQRDHHM DZAT ALSYMAL (S. ALKHS, 17), dibaca: watarasy syamsa iza- thala'at taza- waru'an kahfihim za-tal yami-ni waiza- gharabat taqridhuhum za-tasy syima-li (s. alkhf), artinya: Engkau lihat matahari tatkala terbit miring dari gua mereka ke sebelah kanan dan ketika terbenam dilampaui gua mereka ke sebelah kiri (S. Gua, 17:17). Dengan ungkapan miring itu Al Quran mengisyaratkan bahwa gua itu terletak pada belahan bumi sebelah utara khattulistiwa.

Ketiga, gaya redaksional dalam menyebut angka 309: WLBTSWA FY KHFHM TSLTS MA^T SNYN WAZDADWA TS'AA (S. ALKHF, 25), dibaca: walabitsu- fi- kahfihim tsala-tsa miatin sini-na wazda-du- tis'an (s. alkhf) artinya: Mereka diam dalam gua mereka tiga ratus tahun dan bertambah lagi sembilan (S. Gua, 17:25). Apa rahasianya mengapa secara redaksional dikatakan tiga ratus tahun dan bertambah lagi sembilan? Mengapa tidak dikatakan saja tiga ratus sembilan tahun?

Untuk menjawab pertanyaan itu kita bicara dahulu mengenai tahun qamariyah dan tahun syamsiyah. Satu tahun qamariyah ialah bulan (qamar, moon) 12 kali mengelilingi bumi sedangkan satu tahun syamsiyah ialah bumi satu kali mengedari matahari. Dalam satu kali bulan mengedari bumi, bumi berpusing pada sumbunya (baca: hari) berselang-seling antara 29 dengan 30 hari, jadi rata-rata (29 + 30)/2 = 29,5. Jadi satu tahun qamariyah 12 x 29,5 = 354 hari, namun karena ada kalanya tidak berselang-seling betul, maka angka 354 itu perlu dikoreksi seperti akan dilakukan nanti. RasuluLlah bersabda bahwa berpuasa Ramadhan ditambah 6 hari puasa Syawwal (29,5 + 6) = 35,5 hari, nilainya sama dengan berpuasa sepanjang tahun. Tatkala RasuluLlah mi'raj, seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Anis bnu Malik (RB, AM): FFRDH ALLH ALY AMTY KHMSYN SHLAT, fafaradhaLla-hu 'ala- ummati- shala-tan, artinya difardhukan Allah atas ummatku 50 kali shalat (dalam sehari semalam). Akhirnya jumlah shalat itu diturunkan: HY KHMS WHY KHMSWN (RB, AM), hiya khamsun wa hiya khamsu-na, artinya (shalat) itu 5, namun (nilainya) 50, jadi 1 dinilai 10. Itu berarti dikaitkan dengan 35,5 hari yang dinilai seperti sepanjang tahun, maka satu tahun sama dengan 35,5 x 10 = 355 sehingga yang 354 hari itu dikoreksi menjadi (354+355)/2 = 354,5 hari. Sedangkan satu tahun syamsiyah sudah umum diketahui 365,2422 hari.

Al Quran menggariskan sistem qamariyah murni. Walaupun telah dijelaskan dalam seri 403 mengenai penggarisan Al Quran itu, namun untuk menyegarkan ingatan pembaca, kiranya elok diulangi lagi secara singkat. Dalam penanggalan bangsa Arab pra-Islam perhitungan bulan berdasar atas penyesuaian sistem qamariyah ke sistem syamsiyah. Kelebihan sistem syamsiyah yang (365 - 354,5) = 10,5 hari itu ditanggulangi dengan mengumpulkan kelebihan itu setelah tiga tahun. Jadi dalam tiga tahun terkumpullah sekitar 3 x 10,5 = 31,5 hari. Ini dijadikan satu bulan. Dengan demikian setiap tiga tahun, jumlah bulan dalam tahun tersebut sebanyak 13. Karena bulan sisipan (bulan ke-13) yang 31,5 itu sesunggguhnya lebih dari satu bulan, maka diadakan koreksi, yaitu dalam 19 tahun terdapat sejumlah 7 tahun yang mempunyai bulan ke-13. Daur 19 tahun itu disebut Metonic Cycle.
Sistem penanggalan pra-Islam ini masih berlaku dikalangan ummat Islam, hingga turun ayat: AN --- 'ADT ALSYHWR 'AND ALLH ATSNA 'ASYR SYHRA (S. ALTWT, 36), dibaca: inna 'iddatasy syuhu-ri 'indaLla-hitsna- 'asyara syahran (s. attawbah), artinya: sesungguhnya perhitungan bulan disisi Allah adalah 12 bulan (9:36). Ayat ini menegaskan bahwa dalam perhitungan bulan tidak dibolehkan melakukan penyesuaian sistem qamariyah ke sistem syamsiyah yang mengakibatkan ada tahun yang jumlah bulannya 13. Demikianlah ayat (9:36) menggariskkan sistem qamariyah murni.

Karena Al Quran menggariskan sistem qamariyah murni maka para pemuda yang ditidurkan Allah dalam gua selama 309 tahun adalah dalam tahun qamariyah. Jadi lamanya mereka dalam gua yaitu 309 x 354,4 hari = 109540,5 hari. Atau dalam tahun syamsiyah = 109540,5/365,2422 = 299,9 tahun syamsiyah dibulatkan menjadi 300 tahun syamsiyah. Alhasil dalam 300 tahun syamsiyah ada kelebihan 9 tahun qamariyah. Walla-hu a'lamu bisshawa-b

*** Makassar, 6 Februari 2000