Dalam buku-buku sejarah disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW dilahirkan dalam tahun 570 M., dan wafat dalam tahun 632 M., yang berarti beliau berumur 632 - 570 = 62 tahun syamsiyah. Namun apabila angka 62 tahun dirujukkan pada sumber informasi yang otentik sebagai sumber sejarah, yaitu Shahih Bukhari, terdapat perbedaan: 'AN 'AA^SYT AN ALNBY SHLY ALLH 'ALYH WASLM TWFY WHW ABN TSLTS WSTYN, dibaca: 'an 'a-isyata annan nabiyya shallaLla-hu 'alayhi wasallama tuwuffiya wahuwab nu tsala-tsin wasitti-na, artinya: dari 'Aisyah (RA), Nabi SAW wafat ketika beliau berumur 63.
Biasanya kalau dikemukakan perbedaan itu dengan gampang kita akan mendapat jawaban, bahwa angka 62 itu menurut tahun syamsiyah (solar year), sedangkan angka 63 itu menurut tahun qamariyah (lunar year), jadi jelas ada perbedaan, karena tahun syamsiyah itu lebih panjang dari tahun qamariyah. Maka orangpun puaslah dengan jawaban sederhana itu.
Panjang adalah pernyataan kualitatif, yang pada umumnya orang dapat terkecoh dari yang sesungguhnya. Marilah kita terjemahkan pernyataan kualitatif ke dalam pernyataan kuantitatif. Seperti telah dijelaskan dalam Seri 409 yang lalu, bahwa satu tahun qamariyah adalah 354,5 hari. Satu tahun syamsuyah terdiri atas 365,2422 hari. Menurut Shahih Bukhari yang dikutip di atas, Nabi Muhammd SAW wafat dalam umur 63 tahun qamariyah. Jadi 63 tahun qamariyah jika dikonversi menjadi tahun syamsiyah, akan kita peroleh = 63 x 354,5/365,2422 = 61 tahun syamsiyah. Dengan pernyataan kuantitatif itu jelas, bahwa apa yang tercantum dalam buku-buku sejarah itu tidak benar, karena 61 tidak sama dengan 62. Alhasil catatan sejarah (570 - 632) perlu ditinjau kembali.
Namun untuk merevisi (570 - 632) tidaklah sederhana. Apakah perbedaan 62 - 61 = 1 tahun itu dikoreksi pada angka kelahiran beliau (570 M.), lalu menjadi (571 - 632)? Ataukah pada angka wafatnya beliau (632 M.), lalu menjadi (570 - 631)? Pemilihan salah satu di antara kedua alternatif itu, adalah tindakan yang ceroboh, sebab tidak ada dasarnya.
Untuk itu kita perlu mencari data baru yang bersumber dari informasi yang otentik. Dan sekali lagi kita mengambil rujukan dari Shahih Bukhari sebagai sumber informasi sejarah yang otentik. 'AN SLMAN QAL FTRT BYN 'AYSY WMHMD SHLY ALLH ALYH WSLM STMA^T SNT, dibaca: 'an salma-na qa-la fatratun bayna 'i-sa-wamuhammadin shallaLla-hu 'alayhi wasallama sittumiati sanatin, artinya: Dari Salman (RA) katanya: fitrah (zaman antar nabi) antara (Nabi) 'Isa (AS) dengan (Nabi) Muhammad SAW 600 tahun.
Itu berarti bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW 600 tahun kemudian dari kelahiran Nabi 'Isa AS. Dalam kalender Masehi (Miladiyah), kelahiran Nabi 'Isa AS sebagai patokan tahun ditentukan oleh Dionisius Exiguus, seorang pendeta kelahiran Scythia dalam abad ke-6, dengan metode perhitungan yang diperkenalkan-nya dalam Cyclus Paschalis. Sayang sekali perhitungan Exiguus ini ternyata meleset. Sungguhpun demikian inilah yang resmi diterima hingga dewasa ini secara internasional. Terlanjur dipakai sebelum diteliti secara mendalam sejarah kerajaan Romawi.
Lalu bilamana Nabi 'Isa AS dilahirkan? Beliau dilahirkan tatkala bangsa Yahudi dijajah oleh imperium Romawi di bawah Kaisar Agustus (63 SM. - 14 M.), memerintah (30 SM. - 14 M.). Kaisar ini, yang nama aslinya Gaius Octavius, yang dikenal sebelumnya dengan nama Octavianus, memerintahkan supaya penduduk dalam seluruh imperium Romawi disensus untuk keperluan pajak. Ini dapat dibaca pula dalam Injil Lukas: Er een gebod uitging van den Keizer Augustus, dat de gehele wereld beschreven zouden worden (2:1), artinya: Ada maklumat yang dikeluarkan oleh Kaisar Agustus bahwa seluruh dunia supaya disensus. Pada waktu sensus yang baru pertama kali diadakan dalam imperium Romawi itu, yang menjadi Gubernur Siria adalah Publius Sulpicius Quirinus (Cyrenius, Cyrinus), yang memerintah dua kali (4 - 1) SM. dan (5 - 21) M. Sedangkan yang menjadi Raja Judea pada waktu itu adalah Herodes Agung (73? - 4) SM., memerintah Judea (37 - 4)SM.
Sedikit mengenai Herodes Agung ini yang kurang diekspos dalam sejarah dalam hubungannya dengan Haikal Sulaiman. Ia berbangsa Romawi, namun meninggalkan agama poytheis Romawi menjadi penganut agama monotheis Yahudi. Ia mulai membangun kembali Haikal Sulaiman dalam tahun 20 SM., namun dihancurkan dalam tahun 70 M. oleh Titus Flavius Sabinus Vespasianus (40? - 81) M., sebelum ia menjadi Kaisar Romawi (79 - 81) M. Inilah penghancuran kedua kali atas Haikal Sulaiman, seperti disebutkan dalam Al Quran: FADZA JA^ W'AD ALAKHRT LYSW^WA WJWHKM WLYDKHLWA ALMSJD KMA DKHLWH AWL MRT WLYTBRWA MA 'ALWA TTBYRA (S. BNY ASRA^YL, 7), dibaca: faidza- ja-a wa'dul a-khirati liyasu-u- wuju-hakum waliyadkhulul masjida kama- dakhalu-hu awwala marratiw waliyutabbiru- ma- alaw tabi-ra- (s. bani- isra-i-l), artinya: Tatkala datang janji yang kemudian, (musuhmu) menghinakan mukamu, dan memasuki masjid (Haikal Sulaiman, BaytulMaqdis), seperti mereka memasukinya pertama kali, lalu mereka membinasakan apa yang mereka kuasai dengan kebinasaan sebinasa-binasanya (17:7).
Haikal Sulaiman pertama kali dibinasakan dalam 588 SM. oleh Nebukadnezar, Raja Babilonia (605 - 562) SM. Ini dijelaskan dalam Al Quran, ayat (17:5).
Kembali pada perintah sensus. Itu diadakan seperti disebutkan di atas pada periode pemerintahan Gubernur Siria Quirinus periode pertama (4 - 1) SM. Pada waktu sensus itulah Maryam melahirkan 'Isa bnu Maryam, dan kelahiran itu pada waktu Herodes Agung menjadi Raja Judea (37 - 4) SM. Artinya Nabi 'Isa AS dilahirkan dalam tahun 4 SM., karena tahun 4 SM. itu merupakan tahun persekutuan antara (4 - 1) SM. dengan (37 - 4) SM. Interval waktu antara Nabi 'Isa AS dengan Nabi Muhammad SAW = 600 x 354,5/365,2422 = 582 tahun syamsiyah. Alhasil Nabi Muhammad SAW dilahirkan dalam tahun -4 + 582 = 578 M. Dan beliau wafat dalam 578 + 61 = 639 M.
Nabi Muhammad SAW 10 tahun qamariyah di Madinah, jadi tatkalah hijrah umur beliau = 63 - 10 = 53 tahun qamariyah = 53 x 354,5/365,2422 = 51 tahun syamsiyah. Jadi hijrah terjadi dalam tahun 578 + 51 = 629 M. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 13 Februari 2000