8 Juli 2001

482. Isyarat Allah

Demi keotentikan, sebagai pertanggung-jawaban kepada Allah SWT, dalam kolom ini setiap ayat Al Quran ditranslitrasikan huruf demi huruf. Bila pembaca merasa "terusik" dengan transliterasi ini, tolong dilampaui, langsung ke cara membacanya saja.
-- Firman Allah SWT: WBSYR ALSHABRYN . ALDZYN ADZA ASHABTHM MSHYBT QALWA ANA LLH WANA ALYH RJ'UWN (S. ALBQRT, 155-156), dibaca: Wabasysyirish sha-biri-n. Alladzi-na idza- asha-bathum mushi-batun qa-lu- inna- lilla-hi wainna- ilayhi ra-ji'u-n (s. albaqarah), artinya: Gembirakanlah orang-orang yang sabar. Yaitu mereka yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata sesungguhnya kita kepunyaan Allah dan sesungguhnya kita akan kembali kepadaNya (2:155-156).

Bangsa Indonesia yang telah menderita multi krisis, tiba-tiba ditimpa lagi musibah dengan berpulangnya ke rahmatuLlah Allahu yarham Prof.DR H. Baharuddin Lopa,SH. Allah SWT telah mencabut secercah harapan Presiden Abdurrahman Wahid untuk dapat meningkatkan kinerja pemerintahannya memberantas KKN. Menurut sahabat saya Prof.A.Muis dalam kolomnya hari Kamis tgl 5 Juli 2001, kepergian Prof. DR H. Baharuddin Lopa,SH buat selama-lamanya seolah isyarat dari Allah SWT, bahwa orang yang bersih khususnya dalam bidang hukum, politik dan sosial budaya "tidak diperbolehkan" turut mengelola pemerintah RI ini. Boleh jadi pula menurut hemat pengasuh kolom ini, berpulangnya ke rahmatuLlah Allahu yarham Prof.DR H. Baharuddin Lopa,SH merupakan isyarat Allah SWT terhadap sikap Gus Dur memprotes Allah SWT, beberapa hari sebelum almarhum dipanggil menghadap kehadiratNya.

Bolehkah manusia memprotes Allah SWT? Firman Allah:
-- WADZQAL RBK LLML@KT ANY JA'AL FY ALARDH KHLFT QALWA ATJ'AL FYHA MN YFSHD FYHA WYSFK ALDMA@ WNHN NSBH BHMDK WNQDSLK QAL ANY A'ALM MALA T'ALMWN (S. ALBAQARAT, 30), dibaca: Waidzqa-la rabbuka lilmala-ikati inni- ja'ilum fil ardhi khali-fatan qa-lu- ataj'alu fi-ha may yufsidu fi-ha- wayasfiqud dima-a wanahnu nusabbohu bihamdika wanuqaddisulaka qa-la inni- a'lamu ma-la- ta'malu-n (s. albaqarah), artinya: Ingatlah tatkala Maha Pemeliharamu berkata kepada malaikat: sesungguhnya akan Kujadikan khalifah di bumi, berkata (malaikat): apakah Engkau jadikan di atasnya yang akan merusak dan menumpahkan darah di atasnya, padahal kami (malaikat) tasbih, memuji dan mengquduskanMu, berkata (Allah): sesungguhnya Aku ketahui apa yang kamu tidak ketahui (2:30).

Boleh jadi Gus Dur berpendapat bahwa sedangkan malaikat yang mulia tanpa dosa boleh memprotes Allah, apapula (let alone, wattemeer) dirinya hanyalah seorang manusia biasa yang tidak suci dari dosa. Kalau kepada malaikat Allah SWT langsung berkata: "Aku ketahui apa yang kamu tidak ketahui", maka kepada Gus Dur yang manusia biasa, Allah SWT cukup dengan mmberikan isyarat memanggil pulang hambaNya yang dikasihiNya itu.

Maka terpulang kepada Gus Dur apakah akan bersikap seperti malaikat dalam merespons isyarat Allah SWT dengan sikap:
-- SBHNK LA 'ALM LNA (S. ALBQRT, 32), dibaca: subha-naka la- 'ilma lana- (s. albaqarah), artinya: Mahasuci Engkau, tiadalah ilmu bagi kami (2:32). Alangkah baiknya bagi Gus Dur jika secepatnya menunjuk pengganti Allahu yarham Prof.DR H. Baharuddin Lopa,SH, eloknya dengan kriteria dari kalangan kampus, track recordnya yang tidak suram, seperti misalnya Prof.DR Ahmad Ali,SH atau DR Laica Marzuki,SH, yang tentu saja dengan kriteria tambahan “berani” naik kapal yang sudah oleng ditimpa badai politik, seperti sikap almarhum. Dalam riwayat Syaikh Yusuf Tuanta Salamaka disebutkan Datoka ri Pa'gentungan dengan gesit menyulut rokok pada kilat (attunu kaluru' ri kila' ta’bebea). Ini untuk meningkatkan kinerja pemerintahan Gus Dur dalam beberapa minggu membakar rokok (baca: memberantas KKN), amanah utama dari reformasi.

Wa 'ala- kulli hal, elok kiranya jika Gus Dur berani menghadapi forum SI dengan memberikan laporan pertanggung-jawaban, seperti yang diagendakan oleh MPR. Boleh jadi dengan demikian "kapal" Gus Dur dapat menembus badai politik, waLla-hu a'lamu bishshawa-b.

*** Makassar, 8 Juli 2001