3 November 2002

548. Mujahidin Chechen, Mereka Bukan Terrorist

Pendudukan sebuah theater di Moscow oleh Mujahidin Chechnya selama tiga hari, yang dimulai pada 25 Oktober 2002, menjadi berita utama di seluruh dunia. Ada sekitar 700 orang penonton dalam gedung theater itu. Pasukan Special Force Rusia mengambil jalan pintas yang gampang dengan bertindak seperti penjahat perang Nazi. Gas beracun disemprotkan ke seluruh ruang gedung pertunjukan. Efeknya sudah dapat dibayangkan. Mujahidin Chechen dan semua orang Rusia yang jumlahnya sekitar 700 orang itu sekarat menghirup gas berbahaya itu. Mujahidin itu lumpuh dan dengan mudahnya dieksekusi, syahid fi sabiliLlah. Inna- liLla-hi wa inna- ilayhi ra-ji'u-n.

Sebelumnya, Mujahidin itu menyampaikan pesan, yang terjemahannya dalam bahasa Inggris seperti berikut:
"A Message From The Chechen Mujahideen, Oct 25, 2002"
We came to the capital of Russia either in order to stop the war or to gain martyrdom in the path of Allah here. Our demands are stopping the war and the retreat of the Russian Forces. We carry out this operation by command of the Military Commander of the Republic of Chechnya. We are from the military observation and destruction unit that belongs to the "Shuhada'u Riyad il-Saaliheen" (Martrys of the Gardens of the Righteous). And every one of us is ready to sacrifice oneself in the cause of Allah and for the independence of Chechnya and we swear by Allah that we strive for death (martyrdom) more than you strive for life!

Pesan dari Mujahidin Chechen, tertanggal 25 Oktober 2002.
Kami datang di ibu kota Rusia samada untuk mengehentikan perang atau syahid fi sabiliLlah di tempat ini. Tuntutan kami berhenti berperang dan pasukan Rusia mundur dari Chechnya. Kami tunaikan tugas operasi ini atas perintah Komandan Militer Republik Chechnya. Kami bagian dari unit pengintai dan perusak yang termasuk dalam Syuhada-u Riyadi ssha-lihi-n (Syuhada dari Taman Kebenaran). Dan masing-masing dari kami rela untuk mengurbankan jiwa karena Allah dan untuk kemerdekaan Chechnya dan kami bersumpah waLlahi untuk berjuang sampai syahid melebihi kamu, hai orang Rusia, yang berkelahi untuk hidup. [HMNA]

***
Dewasa ini Chechnya adalah negeri yang diporak-perandakan oleh kekejaman perang. Bagi orang luar yang tidak menjiwai semangat bangsa Chechen kelihatannya masa depan bangsa ini sangat suram dan tanpa harapan. Namun bagi Muslim Chechen dengan semangat kemerdekaan yang kuat dan penuh iman kepada Allah SWT, insya-Allah, bangsa Chechen tetap meneruskan jihad untuk kemerdekaan, keadilan dan martabat kemanusiaan.

Chechnya adalah negeri Muslim berpenduduk sekitar 1,2 juta jiwa. Negeri ini sudah selama tiga tahun diduduki pasukan Rusia sejumlah antara 80.000 hingga 160.000 personel. Mesin perang Rusia telah melahap sekitar 100.000 Chechen, menimbulkan banjir pengungsi ratusan ribu ke negeri-negeri jiran. Korban keganasan mesin perang Rusia membunuh penduduk sipil dengan tidak memilih bulu, perempuan, anak-anak dan lansia.

Penduduk Chechnya telah menderita eksterminasi dan genosid secara sitematis oleh orang Rusia sejak abad ke-19. Chechnya adalah sebuah negeri Muslim yang dicaplok menjadi provinsi dalam federasi Rusia sejak zaman Tsar yang feodalistik, kemudian di zaman Uni Sovyet yang komunis hingga zaman Rusia yang sekarang ini. Perang kemerdekaan yang dipimpin oleh pahlawan legendaris Chechnya Syaikh Syamil mengangkat senjata selama 34 tahun (1825 - 1859). Kemudian perlawanan mujahidin Chechnya diteruskan oleh Imam Mansur, seorang syaikh dari Bukhara. Perlawanan bersenjata itu terhadap Rusia tak pernah padam sampai terjadinya revolusi Bolshevik (1917), yakni perlawanan bersenjata dari gerakan Basmachi di zaman Uni Sovyet (1920).

Dalam proses pengambilan kekuasaan dari tangan Mikhail Gorbachev, Yeltsin menyerukan agar negara-negara bagian yang tergabung dalam Uni Sovyet melepaskan diri. Kampanye itu berhasil. Ukraina, Kazakstan, Kirgistan, Tajikistan dll melepaskan diri dari Uni Sovyet. Yeltsin termakan ucapannya sendiri, dan menjadi bumerang bagi federasi Rusia. Sebab mantan Marsekal Angkatan Udara Rusia Jenderal Muslim Dzokhar Dudayev memproklamasikan kemerdekaan Chechnya pada 27 Oktober 1991 dan Dudayev sendiri diangkat menjadi presiden yang pertama.

Yeltsin memakan ucapannya sendiri, karena ia berkampanye menyuruh orang melepaskan diri. Apabila Yeltsin tidak menindak Dudayev, maka itu berbahaya bagi integritas federasi Rusia, jangan-jangan diikuti pula negeri-negeri berdekatan seperti Ossetia Utara, Ingushetia, Dagestan dll. Maka pada 11 Desember 1994 Yeltsin mengerahkan 40.000 tentara angkatan darat Rusia menyerang Grozny, kemudian menyusul pemboman oleh pesawat-pesawat tempur angkatan udara. Mulailah perang ghazivat, (bhs Chechen maksudnya al jiha-du fi- sabi-liLlah).

***
Mas media umumnya menyebut mujahidin Chechnya dengan rebel, pemberontak, suatu ungkapan yang menyakitkan, namun dalam keterangan persnya, jubir Gedung Putih yang memberi dukungan pada Vladimir Putin, lebih menyakitkan lagi karena menyebut Mujahidin yang syahid itu sebagai "terorist" Itulah dia Amerika, state terrorist, yang doyan mencap terrorist yang dialamatkan kepada pejuang kemerdekaan, kelompok jihad. ADZN LLDZYN YQATLWN BANHM ZHLMWA (S. AlhJ, 39), dibaca: Udzina liLladzi-na yuqa-talu-na biAnnahum zhulimu- (s. al hajj), artinya: telah diizinkan berperang bagi mereka yang dizalimi (22:39). Mereka yang syahid itu sekali-kali bukan terrorist, mereka adalah pejuang, mereka adalah mujahidin yang dizalimi oleh state terrorist yang dalam hal ini adalah beruang lapuk Rusia. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 3 November 2002