24 November 2002

551. Kurma

Sewaktu DR S.Majidi masih hidup, kami bertiga, yaitu Prof.H.A.Rahman Rahim, Prof.H.Halide (keduanya mantan Atase Kebudayaan di Arab Saudi) dan saya sendiri, berguru secara tradisional, yaitu mendatangi rumah beliau, bertatap muka secara langsung, layaknya seperti orang mengaji menghadap gurunya. Allahu Yarham S.Majidi masih menyeleksi Hadits Shahih, sehingga bagi orang luar yang belum betul mengenal pola pikir almarhum, timbul kesan pada mereka bahwa almarhum menolak Hadits. Allahu Yarham S.Majidi menyeleksi Hadis Shahih dengan memperhadapkannya pada Al Quran.

Adapun contoh yang dimaksud adalah seperti Hadits yang matannya seperti berikut: Antum a'lamu biamri dunya-kum (H.R.Bukhari), artinya: Kamu lebih mengetahui urusan duniamu. Hadits tersebut dibahas almarhum pada kesempatan bertatap muka. Menurut almarhum Hadits itu dijadikan dalil oleh orang-orang yang pemahamnya memisahkan antara urusan dunia (baca kehidupan berpolitik, bermasyarakat dan bernegara) dengan urusan akhirat (baca kehidupan beragama).
Almarhum kemudian melanjutkan dengan mengemukakan ayat: ALYWM AKMLT LKM DYNKUM (S. ALNSAa, , 4) dibaca: Alyawma akmaltulakum di-nakum (s. annisa-'), artinya: Hari ini telah kusempurnakan bagi kamu din kamu (4:4).

Akmaltulakum di-nakum, paham? Islam itu din yang sempurna, tercakup di dalamnya semua aspek kehidupan di dunia untuk kebahagiaan di akhirat, paham? Seperti kehidupan berpolitik, bermasyarakat dan bernegara, paham? Apakah cocok antum a'lamu biamri dunya-kum dengan akmaltulakum di-nakum, paham?

Adapun latar belakang lahirnya sabda RasuluLlah itu tidak luput dari seleksi almarhum dengan memperhadapkannya pada Al Quran. RasuluLlah mendapati penduduk Madinah sedang mengawinkan kurma, lalu RasuluLlah memberikan tanggapan mengapa mesti kurma itu dikawinkan segala, mengapa tidak dibiarkan begitu saja. Penduduk Madinah yang petani kurma itu berhenti mengawinkan kurmanya. Kemudian ternyata produksi kurma menurun karenanya. Para petani kurma melaporkan panen kurma yang menurun itu kepada RasuluLlah. Maka keluarlah sabda RasuluLlah: Antum a'lamu biamri dunya-kum.
Latar belakang sabda RasuluLlah tersebut diperhadapkan Allahu Yarham S.Majidi terhadap ayat:
-- SBhN ALDZY KHLQ ALAZWAJ KLHA MMA TNBT ALARDH (S.YS, 36), dibaca: Subha-na l ladzi- khalaqal azwa-ja kullaha- mimma- tumbitul ardhu, (s. ya-sin). Artinya: Maha Suci Yang menciptakan tiap-tiap sesuatu berjodoh-jodohanan yaitu dari apa yang ditumbuhkan di bumi (36:36).

Mimma- tumbitul ardh, paham? Al.azwa-j, paham? Tumbuh-tumbuhan itu berjodoh-jodohan, ada jantan ada betina, paham? S. Yasin diterima Nabi di Makkah, peristiwa mengawinkan kurma di Madinah, jadi Nabi melarang mengawinkan kurma setelah Nabi mendapatkan Ilmu dari Allah, tumbuh-tumbuhan itu ada jantan ada betina. Ini tidak masuk akal, paham? Nabi mustahil melupakan ayat, paham? Jadi tidak mungkin Nabi melarang mengawinkan kurma, paham? Almarhum sering sekali menutup kalimatnya dengan paham. Itu tidak berarti bahwa almarhum marah-marah, melainkan memang begitulah gayanya kalau sedang asyik menerangkan.

***

Arkian, kita sekarang berbincang tentang kurma(*), makanan halal dan thayyibah (bergizi tinggi). Pada umumnya orang sepakat bahwa kurma itu lezat rasanya. Pernahkah anda mencicipi kombinasi kurma Madinah dan Hollandsche kaas (keju Belanda)? Nikmat rasanya. Kandungan kalori kurma yang tinggi dan mudah dicerna oleh tubuh, maka cocok sekali kalau dikonsumsi saat berbuka puasa. Namun, ada khasiat yang lebih istimewa: kurma mampu menurunkan risiko serangan stroke berkat tingginya kalium yang dikandungnya.

Kurma yang mengandung kalium yang tinggi, membantu menurunkan tekanan darah serta dapat memberi kekuatan tambahan dalam mencegah stroke secara langsung, bagaimana pun kondisi tekanan darah seseorang. Mengkonsumsi ekstra kalium menjaga dinding arteri tetap elastis dan berfungsi normal. Keadaan ini membuat pembuluh darah tidak mudah rusak akibat tekanan darah. Jadi jelas, kurma yang disunnatkan untuk berbuka puasa di Bulan Ramadhan, bukan makanan pembuka yang biasa. Diam-diam ia menyimpan senjata potensial antistroke dan antiserangan jantung.
Selain kalium, kurma kering sangat tinggi kandungan salisilat, yaitu aspirin alami. Salisilat dikenal sebagai bahan baku aspirin, obat pengurang atau penghilang rasa sakit dan demam. Salisilat bersifat mencegah pembekuan darah, antiinflamasi, dan berdampak melenyapkan rasa nyeri. Salisilat pada kurma memberikan kinerja yang sama dengan minum aspirin. Buah kurma dapat disantap langsung, dalam keadaan kering atau segar.

Nilai gizi utama yang diandalkan yaitu kandungan karbohidrat yang berkisar dari sekitar 60% pada kurma lembek (yang dipanen sewaktu masih lembek dan mentah) hingga sekitar 70% pada kurma kering (yang mengering di pohon, terjemur matahari). Kebanyakan varietas kurma mengandung gula glukosa (jenis gula yang ada dalam darah) atau fruktosa yang mudah dicerna dan mudah dibakar oleh tubuh. Dengan demikian akan menghasilkan tenaga yang tinggi, tanpa mempersulit tubuh untuk mengolah, mencerna, dan menjadikannya sebagai gizi yang baik. Itu sebabnya mengapa kurma dianggap sebagai buah yang ideal untuk hidangan berbuka puasa ataupun sahur. Makanya, orang yang makan cukup banyak kurma pada waktu sahur akan menjadi segar dan tahan lapar, sebab bahan pangan ini juga kaya akan serat. Serat yang dikandung kurma tersebut dalam jumlah memadai, berfungsi pula selain orang tahan lapar seperti disebutlan di atas, terutama pula melunakkan usus dan mengaktifkannya, yang secara alami dapat mempermudah buang air besar.

Keunggulan kurma lainnya mengandung berbagai vitamin penting, seperti vitamin A, tiamin (penting bagi sel-sel saraf dan membantu melepaskan energi dari karbohidrat), riboflavin dan niasin (menjaga fungsi normal saraf). Selain itu, kurma ternyata juga memuat berbagai zat gizi lain seperti zat besi, magnesium, potasium dan kalsium., vitamin B, asam nikotinat. Dalam kurma juga terdapat semacam hormon (potuchsin) yang dapat menciutkan pembuluh darah dalam rahim, sehingga mencegah perdarahan rahim. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 24 November 2002
----------------------------------
(*)
Buah Kurma untuk Mengatasi Hipertensi/Darah Tinggi. Menurut ahli gizi IPB, Dr Hardinsyah MS, Direktur Klinik Konsultasi Gizi dan Klub Diet IPB ini mengatakan bahwa kurma mengandung zat gizi yang nyaris lengkap dengan komposisi yang seimbang, meskipun dalam jumlah yang serba sedikit. Kebiasaan Nabi mengonsumsi kurma segar (RTB) dan kurma tidak segar (kering, TMR) saat berbuka, lanjut Hardinsyah, memberikan
manfaat yang optimal.

Kurma segar mengandung kadar air dan vitamin yang lebih banyak tetapi rendah kandungan energi siap pakainya. Sementara kurma yang tidak segar tinggi akan kandungan energi siap pakai namun kandungan air dan beberapa vitamin lebih rendah, bahkan kandungan vitamin C-nya hilang. Bagi umat Islam, berbuka puasa dengan kurma bukanlah sekadar tradisi, namun anjuran Nabi Muhammad SAW. ''Barangsiapa yang mempunyai kurma ketika puasa, hendaklah berbuka dengan kurma.'' Sementara dilihat dari ilmu gizi, kurma memang sangat dianjurkan untuk berbuka puasa. Tak cuma itu, kurma juga mengandung potasium yang tinggi. Potasium, ujar Hardinsyah, bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah, untuk terapi darah tinggi, serta membersihkan karbon dioksida dalam darah. Potasium juga bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul syaraf. ''Berbagai mineral yang diperoleh dari kurma juga bermanfaat untuk mengoptimalkan kandungan elektrolit dalam cairan tubuh,'' imbuh peraih PhD dari University of Queensland, Australia, ini.

Sumber: Republika Online, Selasa 12 Nopember 2002

Saya hanya mencicip kurma berdasarkan pengalaman. Kurma segar (fresh) yaitu yang baru dipetik di pohon (RTB) masih mengandung air seperti buah pisang raja yang masak yang segar baru dikupas dari kulitnya, yang juga masih mengandung air. Kurma kering (TMR) seperti pisang raja yang masak yang sudah kering, yang dalam bahasa Makassar disebut dampoq, bedanya dari RTB ke TMR tidak perlu dijemur, tetapi dari pisang raja yang masih basah dijemur di matahari untuk mendapatkan dampoq pisang raja, warnanyapun berubah menjadi coklat, seperti warna TMR. TMR lebih manis dari RTB, seperti juga dampoq pisang raja lebih manis dari pisang raja yang masih segar. Rasanya TMR di Makkah sama manisnya dengan yang saya beli di toko atau di pasar di Indonesia ini. Menurut penjelasan dari ahli gizi, berbuka dengan sejemput kurma, itu sudah masuk di perut sekitar 600 Kcal, jadi sisanya yang 600 Kcal cukup sepiring nasi dan lauk pauknya. Fyi, tubuh cukup dengan konsumsi 1200 Kcal.

Alhasil manisnya kurma bukan karena diberi pemanis. Bukan seperti dalam syair Makassar
Iya gangga iya golla
Iya nirappo ganggai
Iya kaluku
Iya pole nisantangi

Gangga itu gula
Diberi berkuah gangga
Kelapalah dia
Diberi bersantan pula