Bagaimana rasanya ummat Islam melihat rakyat Afghanistan yang dipandang sebagai bangsa kuat beragama berduyun-duyun melakukan hal-hal yang kurang manis dalam Islam?
Perkara pertama, media barat, yang dikuasai AS dan Zionisme [amzi], membesar-besarkan bagaimana perempuan Afghanistan membuka burka mereka. Bagi pers barat amzi, ini merupakan suatu isu gender, yakni pembebasan perempuan dari sangkarnya. Tetapi dari sudut lain, ia merupakan tamparan kepada muruah (dignity) ummat Islam. Apa rasanya yang paling memalukan bagi ummat Islam selain daripada muslimahnya menanggalkan hijab mereka.
Bagaimanapun halnya burka adalah pakaian tradisional / kehormatan perempuan Islam Afghanistan. Thaliban lebih tahu apa yang berlaku di tempat mereka untuk tetap mempertahankan kehormatan perempuan Afghanistan. Burka bukanlah isu besar, namun apa yang digambarkan oleh media barat amzi ialah untuk promosi agar orang menyangka betapa kolotnya Thaliban. Burka menjadi isu besar bagi mereka. Sehingga tatkala Thaliban dapat ditumbangkan, perkara utama yang menjadi gembar-gembor mereka ialah pelucutan burka. Dari sudut ummat Islam langkah pemaparan seumpama itu merupakan tamparan atas kehormatan ummat Islam.
Begitu juga soal janggut. Ini perkara kedua, ini bukan isu besar. Hadits menyatakan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh pelihara janggut, yang hukumnya sunnat. Kalau tidak berjanggut pun tidak apa. Apakah salah bagi Thaliban untuk menyuruh orang menyimpan janggut? Itu bukan isu besar. Lagi pula janggut adalah sebahagian daripada wajah biasa lelaki Muslim. Jadi apabila pers barat amzi meledak-ledakkan betapa orang Kabul berlomba-lomba mencukur janggut setelah Thaliban jatuh, merupakan lagi satu isu untuk memalukan ummat Islam. Kalau pers barat amzi mencanangkan mau berwajah tanpa janggut, terpulang kepada mereka. Mengapa mereka mau memaksa nilai mereka terhadap kita?
Satu lagi gambaran, ini perkara ketiga, bagaimana media barat amzi memalukan ummat Islam menyusul kejatuhan Thaliban ialah tentang bagaimana pers barat amzi menggelorakan berita di Kabul tentang orang berebut-rebut mau melihat televisi, filem dan memasang gambar artis Bollywood (GABW). Seolah-olah tanpa televisi, filem dan GABW amat sengsaralah kehidupan manusia. Seperti orang lain di seluruh dunia, ada juga orang Afghanistan yang senang menonton televisi, filem dan GABW. Tetapi perkara itu bukanlah yang penting atau utama, lebih-lebih bagi negara yang baru habis perang di Afghanistan 20 tahun melawan Rusia. Di sana, semestinya yang penting adalah keamanan / keselamatan, makanan, pakaian, tempat berteduh, kesehatan dan pendidikan. Hiburan bukan isu utama. Kalau seseorang tidak menonton televisi, filem atau GABW, mereka boleh terus hidup. Banyak lagi nilai-nilai budaya yang tinggi dalam masyarakat yang tidak memerlukan saluran televisi, filem dan GABW. Kitapun kadang kala tidak berhasrat menonton televisi seperti dansa yo dansa, penyanyi berjingkrak, goyang perut kelihatah pusarnya, goyang porno ngebor inu, eh salah, inu itukan dalam bahasa Jepang artinya anjing, mestinya Inul (yang gambarnya dipeluk Kiemas menyebar di internet dan terpampang di media massa), filem GABW yang themanya monoton dari itu ke itu saja. Mengapa? Karena tontonan semacam itu, ada yang memuakkan, ada yang menjijikkan, ada yang merisihkan, ada yang menimbulkan gerah dan ada yang membosankan, yang kesemuanya itu tidak memenuhi selera kita. Jadi apa yang digelorakan oleh media barat amzi tentang keghairahan orang Afghanistan untuk menonton televisi, filem dan GABW hanyalah propaganda untuk memalukan ummat Islam. Lihat itu orang Islam yang baru dibebaskan / dicerahkan, pada berebut menonton hiburan picisan seumpama itu.
Bagi kita, barat hanya mau memalukan ummat Islam dengan membesarkan isu-isu remeh ini. Apa yang barat lakukan ialah sesungguhnya membalas dendam dengan cara memalukan kembali ummat Islam supaya kelemahan mereka dapat dilupakan, yaitu: "Bagaimana sebuah kuasa besar (super power) yang canggih tidak dapat melindungi pusat ekonomi utamanya, Twin Tower, dan pusat kebanggaan pertahanannya, Pentagon? Bahkan patut diduga, bahwa Bush, yang keluarga pedagang minyak itu, menjadi paranoid untuk menyerang Iraq di samping perkara minyak (= isu terselubung memerangi terrorisme), sumbu pemicunya adalah balas dendam penghapus malu? Burka, janggut dan televisi bukanlah isu besar. Tetapi ia menjadi simbol bagi pers barat amzi untuk memalukan ummat Islam melalui apa yang berlaku di Kabul. Upaya barat memalukan ummat Islam, hendaklah dengan tegar dibentengi oleh sikap:
-- WLA THNWA WLA ThZNWA WANTM ALA'ALWN ANKNTM MWaMNYN (S. AL 'AMRAN, 139), dibaca: wa la- tahinu- wala- tahzanu- wantumul a'lawna ingkuntum mu'mini-n (s. ali 'imra-n), artinya: janganlah (merasa) terhina, janganlah berduka-cita, kamu orang-orang lebih tinggi (di sisi Allah), jika kamu beriman (3:139). WaLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 23 Februari 2003