16 Maret 2003

566. Bush Menyebar Maut dari Afghanistan ke Iraq

Besok, 17 Maret 2003, tanggal penentuan di DK, akankah Amerika jadi menyerang Iraq lagi dengan atau tanpa DK? Mari kita tunggu !

Sementara menunggu itu, tengoklah Afghanistan. Mujahidin, pejuang Thaliban dari Kunduz yang tertawan pada hari Ahad, 25 November 2001, melakukan "Operasi Syahid" di benteng Kala Janghi Mazar-i-Sharif. Para Mujahidin itu telah berjihad di Jalan Allah dengan jiwa mereka, seperti Firman Allah:
-- ALDZYN AMNWA WHAJRWA WJAHDWA FY SBYL ALLH BAMWALHM WANFSHM A'AZHM DRJT 'AND ALLH WAQLaK HM ALFAaZWN (S. ALTWBt, 20), dibaca: alladzi-na a-manu- waha-jaru- waja-hadu- fi- sabi-liLla-hi biamwa-lihim wa anfusihim a'zhamu darajatan 'indaLla-hi waula-ika humul fa-izu-n (s. attawbah), artinya: orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di Jalan Allah dengan harta mereka dan jiwa mereka lebih tinggi derajatnya di sisi Allah dan mereka itulah orang-orang yang menang (9:20).

Thaliban "Operator Syahid" itu terdiri atas 210 Pakistan, 90 Uzbek, 13 Arab, 1 Amerika dan sisanya Afghan.(*) Dalam "Operasi Syahid" itu mereka berhasil membunuh sekitar 500 tentara Aliansi Utara, termasuk 5 orang jenderal, 35 personel tentara Amerika dan pasukan khusus Inggris (SAS), termasuk satu orang anggota CIA, yaitu John Mike Spann (korban pertama AS dalam perang Afghanistan), yang ditemukan mayatnya pada hari Rabu (28/11-01). Amerika dan sekutunya yang jumlahnya jauh lebih banyak, namun tak mampu melawan Mujahidin, lalu membom membabi-buta dari udara tanpa pandang bulu, yang menghancurkan bangunan benteng Kala Janghi itu berikut tewasnya tentara Dustum. Menurut azzam.com, setelah pemboman masih tersisa sekitar 60 orang Mujahidin yang terus mengobarkan perlawanan. Para serdadu AS, menurut laporan azzam.com, begitu terguncang dan ciut menyaksikan semangat jihad luar biasa yang diperlihatkan para Mujahidin itu. Semoga Allah menerima syahid mereka dan membalasnya dengan jannatun na'im di akhirat kelak.

Dengan dilepasnya Afghanistan kepada pemerintahan boneka Hamid Karzai, maka barisan Thaliban dapat beristirahat dan hanya sekali-sekali menyengat pasukan pendudukan musuh dengan taktik gerilya. Beberapa sengatan gerilya Thaliban disajikan yang bersumber dari: www.jihadunspun.net

01 February 2003:
Mujahideen shot down an Apache helicopter on Thursday midnight by anti aircraft gun fire when it was trying to transport US commandos from Kandahar airbase to a Spin Boldak mountainous region. Eye witnesses confirmed that the helicopter was totally destroyed and there were no survivors. They also account that US and Afghan troops were seen collecting the debris of the helicopter until early morning. (Mujahidin merontokkan sebuah helikopter Apache pada Kamis tengah malam dengan tembakan senjata anti pesawat udara tatkala helikopter itu mengangkut pasukan komando AS dari pangkalan udara Kandahar ke daerah pegunungan Spin Boldak. Saksi-saksi mata menegaskan bahwa helikopter itu dibinasakan hancur lebur dan sama sekali tidak ada dari pasukan komando AS itu yang luput. Para saksi mata itu juga menyampaikan bahwa tentara AS dan Afghan (dari aliansi utara) nampak memungut puing heli itu hingga pagi buta keesokan harinya -HMNA-).

Mujahideen Hail Rockets On Khost Airport
On Monday, February 12th, 2003 at 11:30 am, Mujahideen attacked the newly built Khost airport, which also houses the largest American military base in the area. The airport and base came under intense rocket fire from Mujahideen who were positioned in various locations to attack from different directions. Several minutes after the shelling, fire spread throughout the American base and tough blasts were heard relentlessly until the night. Shortly after the attack, the Americans emptied the base and moved away their planes for fear of being damaged by the intense fire. (Mujahidin menyerang pangkalan udara Khost yang baru dibangun dan juga perumahan, pangkalan militer yang terbesar di daerah ini. Lapangan udara dan pangkalan itu dihujani tembakan roket oleh Mujahidin yang mengambil posisi dari berbagai jurusan. Beberapa menit setelah tembakan itu, api menjilat seluruh pangkalan Amerika itu dan ledakan keras kedengaran seakan tak berbelas kasihan hingga kelam hari. Tidak lama setelah serangan itu Amrik mengosongkan pangkalan itu dan memindahkan pesawat mereka, karena dikuatirkan akan dilahap api yang mengamuk itu -HMNA-).

***

Amerika akan menyerang Iraq? Urusannya di Afghanistan masih terbengkalai. Amerika akan setengah mati mendanai perang itu, setelah menghabiskan dananya melumatkan Afghanistan. Mampukah ekonomi Amerika terus-menerus menunjang perang dari Afghan ke Iraq tersebut? Tak pelak lagi, insya-Allah Amerika akan bangkrut (sorokawu-puppusuq). Lagi pula publik Amerika akan sampai hatikah menjadikan anak-anak bangsa mereka itu menjadi umpan peluru Iraq dan umpan peluru gerilyawan Thaliban yang sampai sekarang masih berlanjut di Afghan dengan semangat jihad yang telah diperlihatkannya dalam "Operasi Syahid" di benteng Kala Janghi itu?

Yang jelas publik Amerika telah pernah (tahun 1993) memperlihatkan tidak dapat menerima kenyataan jatuhnya korban di pihak Amerika. Media elektronik menayangkan mayat-mayat serdadu AS itu diseret-seret di jalan-jalan Mogadisu, oleh rakyat Somalia yang kurus-kurus karena penderitaan perang. Adegan itu jelas mencabik-cabik perasaan publik Amerika, sehingga mereka tidak ingin jatuhnya korban di pihak AS lebih banyak lagi. Mereka berdemonstrasi menentang keterlibatan AS di Somalia. Akhirnya tentara AS ditarik dari Somalia kurang dari 24 jam setelah tayangan adegan yang mempermalukan Amerika itu. WaLla-hu a'alamu bishshawab.

*** Makassar, 16 Maret 2003
---------------------------
(*) Menurut azzam.com yang dipublikasikan pada 29 November 2001, Pejuang Thaliban di Kunduz telah memulai evakuasi dari Kunduz sejak 23 November 2001. Mereka membentuk dua kelompok.

Kelompok pertama, yang memiliki fisik bagus, menjadi pelindung bagi Mujahidin yang mengundurkan diri dari Kunduz. Kelompok pertama inilah yang pelaku "Operasi Syahid" tsb. Mereka melakukan gerakan ke arah Khanabad dan bertempur selama dua hari untuk memberikan kesempatan kelompok kedua keluar dari Kunduz. Mereka terus bertempur sampai kehabisan amunisi. Kemudian mereka melakukan negosiasi dengan musuh. Tapi sebelumnya merencanakan "Operasi Syahid" jika situasinya tepat. Kelompok inilah yang "ditawan" di benteng Kala Janghi Mazar-i-Sharif.

Kelompok kedua terdiri dari 1640 mujahidin yang terdiri 400 pejuang Thaliban dari luar seperti Pakistan, Uzbek, Arab dan juga dari Afghan. Mereka menempuh rute yang berbeda untuk keluar dari Kunduz, karena sebenarnya Kunduz tidak terkepung secara penuh sebagaimana diberitakan. Aliansi Utara hanya menguasai jalur-jalur utama untuk masuk dan keluar Kunduz. Mujahidin menggunakan jalur pegunungan yang sudah dirintis sebelumnya. Kelompok kedua ini terus melakukan perjalanan sampai menemukan tempat yang relatif aman di bawah pimpinan Mullah Dadullah, seorang komandan Thaliban, yang sebelumnya bertahan di Kunduz, setelah Thaliban menarik diri dari Mazar-i-Sharif.