20 November 2005

703. Menegakkan Benang Basah

Ini disadur oleh Muslim In Suffer dari The Age. Kemudian kita edit kembali, di mana sang ayah kita lihat sebagai personifikasi dari Bush, Blair dan Howard yang menegakkan benang basah.

Anak: apa sih teroris itu?

Ayah: Seseorang atau sekelompok orang yang menggunakan kekerasan dan intimidasi serta kadang-kadang sampai membunuh.

Anak: Mengapa teroris membunuh mereka?

Ayah: Karena teroris benci mereka atau negara mereka.

Anak: Seperti orang Irak yang menculik orang dan mengatakan akan membunuh mereka jika seluruh pasukan asing tidak segera pergi?

Ayah: Tepat sekali! Itulah perbuatan jahat yang dinamakan 'pemerasan'. Orang-orang tak bersalah itu menjadi sandera, dan teroris yang mengatakan bahwa bila pemerintah tidak melakukan apa yang mereka inginkan, para sandera akan dibunuh.

Anak: Jadi itu disebut 'pemerasan'. Bila kita mengatakan akan menyerang Irak dan membunuh rakyat tak bersalah, kecuali mereka mengatakan dimana semua persenjataan mereka?

Ayah: Bukan! Um ... iya, saya kira. Tetapi itu adalah sebuah 'ultimatum', sebut saja sebagai 'pemerasan yang baik'.

Anak: Pemerasan yang bertujuan baik? Apa itu?

Ayah: Itu adalah bila dilakukan untuk tujuan baik. Persenjataan itu sangat berbahaya dan bisa mencelakai banyak orang di seluruh dunia. Sangat penting untuk menemukan dan menghancurkannya.

Anak: Tetapi ayah, persenjataan itu tidak ada.

Ayah: Betul. Kita tahu itu sekarang. Tetapi siapa yang bisa yakin pada saat sebelumnya. Kita mengira persenjataan itu ada.

Anak: Jadi pembunuhan seluruh korban tak bersalah di Irak hanya sebuah kesalahan?

Ayah: Tidak. Itu adalah tragedi, tapi kita juga menyelamatkan banyak nyawa. Bisa kamu lihat, kita berhasil menghentikan seseorang yang sangat kejam yang disebut Saddam Hussein, dalam usahanya membantai sangat banyak rakyat Irak, atau memberikan siksaan yang mengerikan, bahkan anak-anak.

Anak: Seperti anak laki-laki yang saya lihat di TV itu? Seorang anak yang hancur tangannya karena bom?

Ayah: Betul, seperti anak itu.

Anak: Tapi ayah, kita yang melakukan itu. Bukankah ini berarti pemimpin kita teroris?

Ayah: Ya Tuhan, bukan! Itu hanyalah sebuah ketidak sengajaan. Malangnya, rakyat tak bersalah menjadi korban di dalam perang.

Anak: Jadi di dalam peperangan, hanya tentara yang semestinya terbunuh?

Ayah: Benar, tentara dilatih untuk berjuang demi negara. Ini tugas mereka, semenjak mereka mengenakan seragamnya, mereka menjadi sasaran tembakan musuh.

Anak: Seragam apa yang dipakai oleh teroris?

Ayah: Itulah masalahnya ... mereka tidak punya! ... teroris tidak mengikuti aturan peperangan.

Anak: Apakah perang ada aturannya?

Ayah: Oh ya. Tentara harus memakai seragamnya. Dan kamu tidak dapat begitu saja menyerang seseorang kecuali mereka melakukannya kepadamu lebih dahulu. Maka kamu dapat membela diri.

Anak: Jadi, itukah kenapa kita menyerang Irak? Karena Irak menyerang kita terlebih dulu dan kita sekedar membela diri.

Ayah: Itu kurang tepat. Irak tidak menyerang kita ... tetapi punya kehendak itu. Kita memutuskan untuk melakukannya lebih dahulu. Ini pencegahan, kalau-kalau Irak bermaksud mempergunakan persenjataan yang kita maksud.

Anak: Yaitu yang mereka tidak punyai? Jadi kita telah melanggar aturan peperangan?

Ayah: Secara teknis, ya. Tapi ...

Anak: Jadi jika kita melanggar aturan itu lebih dahulu, mengapa bangsa Irak yang tidak berseragam itu tidak diperbolehkan malakukannya juga kemudian?

Anak: Wah itu masalahnya berbeda. Kita sedang melakukan sesuatu kebaikan saat kita melanggar aturan itu.

Anak: Tapi ayah ... bagaimana kita tahu bahwa kita sedang melakukan itu demi kebaikan?

Ayah: Bush dan Blair dan Howard ... mereka mengatakan bahwa itu demi kebaikan. Mereka mengatakan bahwa perlu mengambil tindakan tertentu untuk membuat Irak menjadi tempat yang lebih baik.

Anak: Apakah Irak menjadi 'tempat yang lebih baik' sekarang?

Ayah: Saya mengharapkannya begitu, saya tidak tahu pasti. Orang tak bersalah masih menjadi korban penculikan itu adalah hal yang mengerikan. Saya ikut prihatin kepada keluarga para sandera yang malang itu, tetapi kita jangan mudah menyerah kepada para teroris. Kita harus tegar menghadapinya.

Anak: Apakah ayah tegar juga bila saya diculik oleh teroris?

Ayah: Um ... ya ... tidak ... maksud saya, ini masalah yang sungguh rumit.

Anak: Kalau saya, jika ada seseorang menyerang kita dan mengebom rumah kita dan membunuh ayah dan ibu dan adikku, saya tahu pasti, apa yang akan saya lakukan.

Ayah: Apa itu?

Anak: Saya akan cari siapa orang yang telah melakukannya dan kemudian membunuhnya. Dengan cara apapun yang saya bisa. Saya benci mereka untuk selama-lamanya. Dan kemudian saya terbangkan sebuah pesawat dan jatuhkan bom ke kota-kota mereka.

Ayah: Tapi ... tapi ... kamu bisa membunuh banyak orang tidak bersalah.

Anak: Saya tahu. Tapi ini khan perang, ayah. Dan seperti itu khan peperangan terjadi, seperti yang ayah katakan tadi, masih ingatkah?

Ilustrasi dalam bentuk dialog itu menunjukkan kepada kita, bahwa Bush, Blair dan Howard termasuk dalam hizb (kelompok) yang disebutkan dalam Al-Quran:
-- FY QLWBHM MRDh FZADHM ALLH MRShA WLHM 'AdZAB ALYM BMA KANWA YKDzBWN . WADzA QYL LHM LA TFSDWA FY ALARDh QALWA ANMA NhN MShLhWN (S. aLBQRt, 2:10,11), dibaca: fi- qulu-bihim maradhun faza-da humuLla-hu maradhan walahum ;adza-bun 'ali-mum bima- ka-nu- yakdzibu-n. wa idza- qi-la lahum la- rufsidu- fil ardhi qa-lu- innama- nahnu mushlihu-n, artinya: Dalam hati mereka ada penyakit (syak wasangka), lalu ditambah Allah penyakit itu, dan untuk mereka itu siksa yang pedih, karena mereka berdusta. Apabila dikatakan kepada mereka, janganlah kamu merusak di muka bumi, maka jawab mereka, kami sebenarnya berbuat baik. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 20 November 2005