14 Maret 1993

071. Pengertian yang Umum dan Khusus

Beberapa orang bertanya kepada saya tentang kisah Nabi Ibrahim AS yang ditayangkan RCTI , bahwa agama yang dibawakan Nabi Ibrahim AS adalah Islam. Apakah itu tidak salah? Bukankah agama Islam dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW? Boleh jadi pertanyaan yang dikemukakan kepada Pak Kiyai dan Daeng Naba mengenai Islam ini oleh seorang penanya, dilatar belakangi juga oleh tayangan RCTI tersebut. Lalu saya berpikir lebih baik saya tuliskan jawabannya dalam kolom Wahyu dan akal - Iman dan Ilmu.

Islam adalah bahasa Al Quran yang dibentuk oleh akar kata yang terdiri dari 3 huruf: sin, lam dan mim, yang berarti patuh, selamat dan murni. Dari segi ruang lingkup, Islam mempunyai pengertian yang teramat umum, umum, khusus dan sangat khusus.

Marilah kita mulai dahulu dengan memabahas pengertian Islam dalam ruang lingkup yang teramat umum. Allah SWT sebagai Al Khaliq, Maha Pencipta juga adalah Ar Rabb, Maha Pengatur. Allah mengatur hasil ciptaanNya itu dengan TaqdiruLlah, aturan Allah. DiaturNya makrokosmos dengan sunnatulLah yang dikenal dalam ilmu fisika dan astronomi dengan medan gravitasi. Allah mengontrol gerak matahari misalnya dengan gravitasi ini. Yang menurut penafsiran Newton medan gravitasi ini menyebabkan timbulnya gaya centripetal, yaitu gaya yang menuju ke titik pusat galaxy Milky Way. Atau menurut penafsiran Einstein gravitasi itu adalah garis geodesik berupa alur yang dilalui oleh matahari dan semua benda langit yang lain. Di samping gravitasi ini Allah mengontrol hasil ciptaanNya dengan TaqdiruLlah berupa gaya elektromagnet, seperti misalnya gaya tarik menarik antara proton dengan elektron dalam atom. Juga TaqdiruLlah berupa gaya kuat yang menahan proton dalam inti atom supaya tidak pecah berhamburan akibat gaya elektromagnet yang saling menolak di antara proton yang bermuatan sama itu, yakni bermuatan positif. Juga TaqdiruLlah yang disebut gaya lemah yang menyebabkan inti atom menjadi tidak stabil, menjadi lapuk dengan mengeluarkan sinar radio aktif. Sampai sekarang ilmu fisika baru mengenal keempat jenis TaqdiruLlah ini, yang tentu saja masih banyak jenis TaqdiruLlah yang lain yang belum diketahui oleh manusia, karena Allah hanya memberikan ilmu yang sedikit kepada manusia. Wa ma uwtietum mina-l'ilmi illa qalielan. Semua makhluq ciptaan Allah tunduk pada keempat jenis TaqdiruLlah tersebut: medan gravitasi, medan elektromagnet, gaya kuat dan gaya lemah. Artinya semua makhluq di langit, makrokosmos dan di bumi (mikrokosmos) adalah Islam, tunduk dan patuh pada TaqdiruLlah. Dengan gaya personifikasi Allah berfirman dalam S. Ali 'Imran 83:

...wa lahu aslama man fie ssamawati wa l-ardhi ..., dan Islamlah barang siapa yang ada di langit (makrokosmos) dan di bumi (mikrokosmos). Dikatakan gaya personifikasi, oleh karena benda-benda ciptaan Allah dinyatakan dalam ungkapan man, barang siapa.

Selanjutnya kita akan membicarakan pengertian Islam dalam ruang lingkup setingkat di bawah yang teramat umum, yaitu yang umum. Dalam ruang lingkup ini, Islam berarti semua risalah (message) dalam bentuknya yang otentik, asli yang dibawakan oleh para nabi dan rasul.(*) Ada yang membedakan antara nabi dengan rasul. Nabi mendapat wahyu dari Allah SWT hanya untuk diri nabi itu sendiri, sedangkan rasul mendapatkan wahyu dari Allah untuk diteruskan kepada ummatnya. Jadi seorang rasul sudah dengan sendirinya nabi, akan tetapi seorang nabi belum tentu rasul. Ada pula yang berpendapat bahwa tidak ada perbedaan antara nabi dengan rasul. Kalau kita merujuk kepada Al Quran, yang artinya: Maka Allah membangkitkan nabi-nabi untuk penggembira dan penggentar dan menurunkan Kitab bersama mereka itu di atas kebenaran untuk (menetapkan keputusan) hukum (siapa yang benar) di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan (2:213), maka barulah perlu dan cukup tentang kriteria seorang Nabi ialah mendapat wahyu dan mendapatkan Kitab sebagai rujukan untuk menetapkan keputusan hukum (yahkum). Maka dalam ruang lingkup inilah risalah yang dibawakan oleh Nabi Ibrahim AS adalah Islam. Allah berfirman dallam S. Ali 'Imran 19: Inna ddiena 'inda Llahi l-islam .... sesungguhnya addien menurut Allah adalah Islam. Ungkapan ad dien lebih luas dari pengertian agama, artinya bukan hanya sekadar yang ibadah ritual saja. Maka lebih elok jika ad dien diterjemahkan dalam ungkapan agama dalam pengertian yang lebih luas.

Ayat yang dikutip di atas lebih diperinci dalam S. Al Baqarah, 136: Quwluw amanna biLlahi wa ma unzila ilayna wa ma unzila ila ibrahima wa 'ismaila wa is-haqa wa ya'quwba wa l-asbathi wa ma uwtiya muwsa wa 'iesa wa ma utiya min rabbihim la nufarriqu bayna ahadin minhum wa nahnu lahu muslimuwn. Katakanlah (hai Muhammad) kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, dan Ismail, dan Ishak dan Ya'qub dan anak-cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa dan apa yang diberikan (kepada para nabi) dari Maha Pengatur mereka, tidak kami bedakan seorangpun di antara mereka (para nabi itu) dan kami kepada Allah adalah para Muslim. Para Muslim, muslimuwn mempunyai sekali gus dua arti yaitu penganut dan bersikap, para penganut Islam dan mempunyai sikap patuh kepada Allah.

Kita sekarang turun tangga di bawah ruang lingkup yang umum, yaitu ruang lingkup yang khusus. Dalamm ruang lingkup ini Islam berarti risalah yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW. Berfirman Allah dalam S. Al Maidah, 3, yaitu ayat yang terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW:

... al yawma akmaltu lakum dienakum wa atmamtu 'alaykum ni'matie wa radhietu lakumu l-islama dienan. Pada hari ini Kusempurnakan bagimu agamamu (dalam pengertian yang luas) dan Kucukupkan ni'matKu atasmu dan Aku berkenan Islam menjadi agamamu (dalam arti yang luas).

Dan tingkat ruang lingkup yang terakhir, yang terendah, yaitu dalam ruang lingkup yang sangat khusus yaitu berarti Rukun Islam yang lima. Pada suatu waktu ketika Nabi Muhammad SAW dan para sahabat beliau sedang duduk melingkar, maka datanglah ke dalam majelis itu seorang yang kelihatannya dari jauh, namun pada pakaiannya tidak tanda-tanda bahwa ia dari jauh, pakaiannya itu tidak kusut, kemudian duduk dan bertanya kepada RasululLah: Ma l-iman, ma l-islam wa ma l-ihsan, artinya apakah itu iman, apakah itu islam dan apakah itu ihsan. Maka RasululLah menjawab bahwa yang bertanya pengetahuannya tidak kurang dari yang ditanyai. Kemudian RasuluLlah dalam jawabannya mengenai Islam seperti berikut: Islam adalah persaksian tidak ada ilah selain Allah dan Muhammad adalah pesuruh Allah dan hambaNaya, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa dalam bulan Ramadhan dan naik haji bagi yang mampu. Dan jawaban penjelasan RasuluLlah itulah disebut Rukun Islam yang lima, suatu pengertian Islam dalam ruang lingkup yang sangat khusus. Setelah orang itu pergi, Nabi SAW menjelaskan bahwa orang itu adalah Jibril yang mewujudkan dirinya ssebagai manusia. Walahu a'almu bishshawab.
-----------------------------------
(*)
Abu Zar bertanya kepada Rasulullah SAW: Berapakah jumlah para nabi ?". Beliau SAW enjawab, "Mereka berjumlah 124.000 orang, sebanyak 315 dari mereka adalah Rasul". (HR. Ahmad).

*** Makassar, 14 Maret 1993