6 Januari 2008

809. Betulkan Hajar Gundik Nabi Ibrahim AS ?

Melalui jalur pribadi (Japri) saya menerima email, yang isinya pendek saja seperti berikut: Ustadz, apakah benar tulisan seorang bernama Ahmad Badrudduja pada sebuah milis yang menyatakan bahwa: "Isamel adalah anak dari gundik Ibrahim" ?
Firman Allah:
-- YAYHA ALDZYN AMNWA AN JAaKM FASQ BNBA FTBYNWA (S. ALHJRAT, 49:6), dibaca:
-- ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- in ja-kum fa-siqum binabain fatabayyanu-, artinya:
-- Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan annaba', maka lakukanlah tabayyun.

Kita asumsikan bahwa Ahmad Badrudduja itu orang fasik, maka annaba' (informasi) yang diberitakannya kita lakukana tabayyun (klarifikasi) pada referens Al-Quran, Hadits, dan kalau perlu Bible juga. Kalau annaba' yang beritakan Ahmad Badrudduja itu cocok dengan referens, maka dia bukanlah orang fasik, namun apabila ditolak oleh referens, maka asumsi kita benar, dia itu orang fasik.

Dalam Al-Quran dan Hadits tidak ada disebutkan bahwa Hajar atau Hagar Ibunda Ismail itu adalah gundik Nabi Ibrahim AS. Bagaimana dengan Bible ?
[KJVR-Genesis 16:3] And Sarai Abram's wife took Hagar her maid the Egyptian, after Abram had dwelt ten years in the land of Canaan, and gave her to her husband Abram to be his wife (terjemahan LAI: Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, --yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan--,lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya).
Kitab Genesis sendiri menyatakan bahwa Hagar bukanlah gundik Ibrahim, jadi pembawa annaba' yaitu Ahmad Badrudduja adalah orang fasik.
Bagaimana dengan kedudukan Hajar sebagai maid atau hamba ? Terlepas dari Hajar sebagai hamba atau bukan, marilah kita tilik kedua belas suku Bani Israil, yaitu yang berasal dari ke-12 anak laki-laki Israil (nama lain dari Nabi Ya'qub AS). Mereka itu adalah:

  • Anak-anak dari Lea: Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon (6 orang)
  • Anak-anak dari Rahel: Yusuf, Benyamin (2 orang)
  • Anak-anak dari Zilpa (budak Lea): Gad, Asyer (2 orang)
  • Anak-anak dari Bilha:(budak Rahel,): Dan, Naftali (2 orang)
Tidak ada dalam Bible yang membeda-bedakan ke-12 suku Bani Israil itu. Jadi tidak ada alasan untuk membedakan kedudukan Ismail dengan Ishaq meniliK kepada ibu keduanya, Hajar dan Sarah, itu andaikata asumsi bahwa Hajar itu adalah budak.

Benarkah Hajar itu seorang budak ? Marilah kita menilik pada Targum. Dapat dibaca dalam Targum oleh seorang Rabbi (pendeta Yahudi) yang termasyhur, Salomon bin Ishak (1040-1105) dari Troye (= Ilion = Pergame; sekarang Hissarlick di Turki): Hagar adalah puteri dari Firaun yang ketika melihat aneka mu'jizat dari pihak Sarah, berkata: lebih baik untuk anak perempuan saya ini menjadi pembantu dalam rumah (Ibrahim)," sehingga diangkatnya Ibrahim menjadi menantunya. Targum (Tafsir Taurat) berisi kitab-kitab sejarah dan kitab Para Nabi. Kebiasaan membacakan Kitab Suci kepada jemaat di synagoge dengan diikuti uraian secara lisan dalam bahasa Aram (bahasa pribumi) mulai berkembang pada abad-abad akhir Sebelum Masehi. Bahasa Ibrani makin kurang dikenal khalayak ramai sebagai bahasa lisan, maka mereka perlu dilengkapi dengan tafsiran teks Kitab Suci dalam bahasa yang sungguh-sungguh mereka fahami, jika mereka diharapkan untuk mengerti apa yang dibacakan kepada mereka. Rabbi yang bertugas untuk memberikan uraian lisan ini disebut methurgeman (penerjemah atau penafsir) dan uraiannya itu disebut Targum. Rabbi Salomon bin Ishak menyatakan: Hagar adalah puteri dari "Firaun", berhubung pada waktu itu belum ada yang tahu bahwa pernah Dinasti Fir'aun dipotong selama 150 tahun oleh Dinasti Raja-Raja Hyksos. Dalam Al-Quran disebutkan Nabi Yusuf AS berhadapan dengan Malik, bukan Fir'aun:
-- WQAL ALMLK ANY ARY SB'A BRRT SMAN YAKLHN SB'A 'AJAF (S. YWSF, 12:43), dibaca:
-- waqa-lal maliku inni- ara- sab'a baqara-tin sima-nin ya'kuluhunna sab'un 'ija-fun, artinya:
-- Raja berkata "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus."

Bandingkan dengan Bible yang tidak mengenal Penguasa Mesir Kuno selain dari Dinasti Fir'aun:
[Kejadian 41:4] Lembu-lembu yang buruk bangunnya dan kurus badannya itu memakan ketujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk itu. Lalu terjagalah Firaun.

Bagi ummat Islam tentu tidak perlu bukti pendukung tentang Dinasti Fir'aun, Penguasa Mesir Kuno, pernah dipotong oleh Dinasti Raja-Raja Hyksos selama 150 tahun. Tetapi bagi yang non-Muslim tentu saja membutuhkan rujukan arkeologis. Hieroglyph, yaitu tulisan kuno Mesir berhasil diungkapkan cara membacanya oleh Jean Francois Cahampollion (1790 - 1832). Maka dengan dapatnya dibaca hierolyph itu, terkuaklah sejarah Mesir Kuno dengan sejelas-jelasnya, antara lain orang Hyksos (Al-Malik = Raja Gembala) dari Kan'an menaklukkan Mesir dan menumbangkan Dinasti Fir'aun. Dinasti Hyksos ini menguasai Mesir selama kurang lebih 150 tahun (1700 - 1550) sebelum Miladiyah. Dinasti Raja-Raja Hyksos, sebagai dinasti XV dan XVI mendapatkan legitimasi dalam Dokumen Hieroglyph yang tertera dalam Daftar Penguasa Mesir di Turin.

Nabi Ibrahim AS diterima dengan baik oleh Salitis, Raja pertama dari Dinasti Hyksos, berhubung bangsa Hyksos berasal dari qaum 'Ad yang bernabikan Nabi Hud AS. Bangsa Hyksos ini merubuhkan semua kuil untuk menyembah dewa-dewa Mesir Kuno. Ini diberitakan oleh Josephus yang mengutip Manetho(*): "By main force they easily overpowered the rulers of the land, and they razed to the ground the temples of gods." WaLlahu a'lamu bisshawab.

***
Makassar, 6 Januari 2008
-------------------------------------
(*)
Manetho (ca. 250 B.C.) also known as Manethon of Sebennytos, was an Egyptian historian and priest from Sebennytos (ancient Egyptian: Tjebnutjer) who lived during the SECOND PERSIAN PERIOD [343-332 B.C.] (Manetho, juga dikenal sebagai Manethon dari Sebennytos, adalah seorang sejarawan Mesir dan tokoh agama dari Sebennytos (Mesir purba: Tjebnutjer) yang hidup pada zaman Periode Parsi Kedua)