Seri ini masih rentetan Seri yang lalu, yaitu dalam konteks menjelang Bulan Haji. Seperti dikemukakan dalam Seri yang lalu, dalam Perjanijan Lama [LAI-Kejadian 21:14-19] Hagar dan Ismail dibiarkan pergi sendiri setelah "diusir" oleh Sarah. Sebenarnya tidak demikian. Nabi Ibrahim AS tidak melepaskan kedua ibu dan anak yang masih bayi itu pergi sendiri, melainkan Nabi Ibrahim AS membawa pergi keduanya. Atas petunjuk Allah, Nabi Ibrahim AS meninggalkan Hajar dan Ismail di sebuah tempat yang kelak akan menjadi kota suci Makkah, seperti disebutkan dalam Hadits:
Waktu itu tidak ada seorangpun yang tinggal di Makkah dan di situ airpun tidak ada. Nabi Ibrahim menempatkan keduanya di sana dan diletakkannya di sisi keduanya sebuah tempat makanan yang berisi kurma dan sebuah tempat minum yang berisi air. Kemudian Nabi Ibrahim berangkat. ......……Kata ibu Ismail kepadanya: "Tuhankah yang menyuruh tuan berbuat begini?" Jawab Ibrahim: "Ya!" Katanya: "Jika begitu, Tuhan tiada akan menyia-nyiakan kami. .... Ketika ia (Ibrahim) berada di Saniah, di tempat yang kira-kira tidak kelihatan oleh ibu Ismail, Nabi Ibrahim menghadap ke arah Bait, kemudian ia berdo'a dengan beberapa kalimat, sambil mengangkat kedua tangannya (HR Bukhariy).
Inilah do'a Nabi Ibrahim AS:
-- RBNA ANY ASKNT MN DzRYTY BWAD GhYR DzY ZR'A 'AND BYTK MhRM RBNA LYQYMWA ALShLWt FAJ'AL AfaDt MN ALNAS THWY ALYHM WARZQHM MN ALTsMRT L'ALKM YSyKRWN (S. ABRAHM, 14:37), dibaca:
-- rabbana- inni- askantu min dzurriyati- biwa-din ghiri dzi- zar'in 'inda baitikal muharrami rabbana- liyuqi-mush shala-ta faj'al afidatam minan na-si tahwi- ilaihim warzuquhum minats tsmara-ti la'allahum yasykuru-n, artinya:
-- Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan anak-anakku di lembah yang tiada bertanam-tanaman, disisi rumah Engkau yang suci. Ya Tuhan kami, supaya mereka mendirikan shalat. Sebab itu hendaklah Engkau jadikan hati manusia rindu kepada mereka dan beri rezekilah mereka dengan buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
Yang dimaksud dengan BYTK ALMhRM {Rumah Engkau yang Suci) dalam ayat (14:37), dan Bait dalam Hadits di atas adalah lokasi bekas Rumah Ibadah yang dibangun oleh Nabi Adam AS yang telah hancur oleh banjir besar pada zaman Nabi Nuh AS, seperti disebutkan dalam Hadits: Dan tinggi Baitullah sebagai gundukan tanah yang dilanda oleh banjir (zaman Nabi Nuh) di sebelah kanan dan kirinya." (HR Bukhariy)
Kemudian ibu Ismail menyusukan anaknya dan meminum air yang disediakan itu. Ketika air yang dalam tempat air itu habis, ia dan anaknya merasa haus. Seperti telah dijelaskan dalam Seri yang lalu, Hajar pulang balik tujuh kali antara Safa dan Marwah mencari air. Dalam Hadist disebutkan:
Ketika ibu Ismail ada di Marwah tiba-tiba di situ ada malaikat lalu ia menggali dengan tumitnya, sehingga keluarlah air zam-zam. …… Malaikat berkata kepadanya: "Janganlah engkau takut akan binasa! Sesungguhnya di sini Baitullah akan dibangun (kembali) oleh anak ini dan ayahnya, dan sesungguhnya Tuhan tidak akan menyia-nyiakan penduduk tempat ini" (HR Bukhariy).
Nabi Ibrahim AS dan Ismail tujuh kali berkeliling hingga pembangunan kembali Baitullah selesai. Ini diabadikan dalam napak tilas tawaf(*) tujuh kali mengelilingi Baitullah. Tatkala pembangunan itu selesai, Nabi Ibrahim AS lalu memerintahkan Ismail: "Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia". Akhirnya Ismail datang membawa sebuah batu hitam. Nabi Ibrahim AS bertanya: "Dari mana kau dapatkan batu ini?" Maka Ismailpun menceritakan, bahwa batu hitam itu diberikan sambil tersenyum oleh seorang lelaki yang tampan dan gagah. Mendengar penjelasan putera kesayangannya itu, Nabi Ibrahim AS dengan serta merta menciumi batu tersebut dengan rasa suka cita, kemudian berkata: "Tahukah engkau anakku, siapakah lelaki tampan yang memberikan batu ini kepadamu? Lelaki tampan itu tadi adalah Malaikat Jibril AS yang menjelma menyerupai manusia biasa, dan batu ini adalah sisa yang tertinggal dari Bait al-Atiq, rumah ibadah yang pertama dibangun oleh kakek dan nenek kita Nabi Adam AS dan Hawa,"
Sejak itulah dan sampai sekarang ini, setiap orang yang bertawaf mengelilingi BaituLLah, disunatkan pula mencium batu hitam (Hajar al-Aswad) dan nama Hajar al-Aswad pun, diberikan oleh Nabi Ibrahim AS. Mencium Hajar al-Aswad itu juga berupa napak tilas Nabi Ibrahim AS mencium batu hitam itu karena sukacita.
***
Para orientalis yang menganggap dirinya "pintar" dengan naif membual, katanya akan datang segera zaman baru, zaman kemajuan di mana manusia sudah menjadi modern dalam berpikirnya. Bila manusia sudah mulai menggunakan akalnya, tidak akan ada lagi orang yang mau membuang waktu dan tenaga serta dana untuk datang melihat tempat yang gersang. Seperti yang diperbualkan oleh Rev. Zwemmer: "Akan datang masa Makkah dan Madinah akan menjadi sunyi kembali. Bahkan sebaliknya yang terjadi. Andaikata Rev. Zwemmer bangun dari kuburnya, ia akan sangat malu sendiri. Dia bisa menyaksikan terkabulnya do'a Nabi Ibrahim FAJ'AL AfaDt MN ALNAS THWY (hendaklah Engkau jadikan hati manusia rindu). Orang-orang merindukan Baitulah naik Haji dari seluruh dunia sudah jutaan, itupun dibatasi dengan pakai quota. Kalau ada orang yang berniat ingin sendiri berdo'a di Baitullah tanpa kehadiran orang lain, dan ia akan tinggal di sana untuk memperolah kesempatan itu untuk berada sendirian di Baitullah, tidak akan mungkin diperolehnya kesempatan itu, karena Baiullah tidak pernah sunyi walaupun di luar bulan Haji sekalipun.
Demikian pula bobot do'a: WARZQHM MN ALTsMRT (dan beri reezekilah mereka dengan buah-buahan), menjadi kenyataan semua jenis buah-buahan yang disukai orang terdapat diperdagangkan di tempat suci itu. Dalam ibadah Haji dalam keadaan ihram tidak dibolehkan memetik tumbuh-tumbuhan. Dahulu padang Arafah mana ada tanam-tanaman, kok ada larngan memetik tumbuh-tumbuhan. Ini adalah isyarat padang Arafah akan ditumbuhi oleh pepohonan. Kini padang Arafah telah menghijau oleh pepohonan. Wallahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 9 November 2008
---------------------------
(*)
Arab Jahiliyah setelah ratuan tahun ditinggalkan Nabi Ismail AS menyelewengkan tawaf ini mengelilingi Ka'bah dengan telanjang bulat, sehingga para orientalis yang membenci Islam dan ummat Islam memfitnah bahwa ibadah haji itu berasal dari Arap pagan