1 Maret 2009

863. Gaza Pasca Pemilu Negara Zionis Yahudi

Saya mendapat beberapa telepon dan juga dari bisikan dalam dialog bulanan IMMIM yang bertemakan "Fatwa Ulama" pada 21 Februari 2009, supaya Serial WAHYU DAN AKAL – IMAN DAN ILMU selalu dibuka dengan Kulsam (kuliah satu menit) seperti termaktub dalam Seri 860. Setelah saya pertimbangkan dengan konsekwensi memperpendek uraian seperti biasanya, akhirnya saya putuskan untuk memenuhi saran itu, namun hanya separuh dari Kulsam tsb.

"Islam bukan saja sekadar sistem ritual, sebagaimana difahamkan secara sekuler, melainkan Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual, karakter perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik, ekonomi, administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, damai-perang, bangsa-antarbangsa, pranata subsistem peradilan dan apresiasi hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman dan Ilmu. Maksudnya Wahyu memayungi akal , dan Iman memayungi ilmu."

***

Pemimpin sayap kanan Benjamin Netanyahu telah menerima mandat untuk membentuk pemerintahan baru negara Zionis itu dan segera menyerukan koalisi persatuan nasional yang menyeluruh dengan mitra-mitra tengah dan kiri. Partai politik Netanyahu, Likud, penganut garis keras dalam politik negara Zionis Yahudi. Ini artinya bahwa kebijakan Zionis sedang berubah dari buruk menjadi lebih buruk lagi. Apa benar begitu ?

Benjamin Netanyahu niscaya akan mempetimbangkan kegagalan Angkatan Perangnya dalam "War on Gaza", sebagaimana negara Zionis itu setelah merasakan perlawanan Hizbullah yang membungkamkan meriam tank-tank Ma'rev di Lubnan pada 2006, sehingga terpaksa mengakui bahwa Hizbullah di Lubnan tidak bisa dibasmi. Invasi biadab dan bengis terhadap wilayah kecil dan berpenduduk padat menunjukkan kekejaman militer Zionis Yahudi penjahat perang. Walau negara Zionis Yahudi gembar-gembor menyatakan tindakannya benar, Hamas yang selama ini menjadi sorotan komunitas internasional, korban sipil membawa negara Zionis Yahudi, bukan Hamas, sebagai sorotan opini dunia. Negara Zionis Yahudi itu tidak siap bahkan tidak mampu membayar harga kutukan dunia internasional. Tujuan negara Zionis Yahudi untuk menggulingkan Pemerintahan Ismail Haniyeh tidak berhasil dalam invasi biadab dan bengis "War on Gaza", bahkan Hamas yang telah memenangkan Pemilu kedudukannya bertambah kokoh di mata rakyat Palestina, dan tidak akan terpengaruh oleh berita bahwa Amerika Serikat sebagai sekutu negara Zionis Yahudi akan menyumbang lebih dari USD 900 juta (sekitar Rp 10,3 triliun) untuk pembangunan kembali Gaza. Tak pelak lagi ini untuk memisahkan Hamas dari hati rakyat Palestina utamanya di Gaza. Ini dapat dilihat di situs msnbc.msn.com. "The money will be channeled through U.N. and other bodies and will not be distributed via the militant group Hamas, which rules Gaza." (Dana itu akan disalurkan melalui PBB dan badan-badan lainnya, dan tidak akan didistribusikan via kelompok militant Hamas yang memerintah Gaza) . Semua petinggi negara Zionis Yahudi sedang bimbang akan bentuk perubahan yang dijanjikan Obama. Akankah Amerika menjalankan politik luar negeri baru yang lebih menguntungkan bagi Amerika sendiri ketimbang negara Zionis Yahudi , atau melanjutkan politik luar negeri dengan lagu lama ? Para petinggi negara Zionis Yahudi merasa bimbang akan kebijakan-kebijakan Obama yang dalam kampanyenya mengusung kalimat Change! Dan salah satu change tersebut pendekatan yang berbeda terhadap negara Zionis Yahudi dan Islam. Obama yang leluhurnya di Kenya adalah Muslim, niscaya punya perspektif yang berbeda dengan Bush dalam melihat persoalan negara Zionis Yahudi dan Islam. Hal ini semua merupakan pula monyet di punggung bagi Benjamin Netanyahu.

Ketangguhan al-Muqawwamah yang diperlihatkan Hamas (Harakah al-Muqawwamah al-Islaamiyyah, Gerakan Perlawanan Islam, Islamic Resistance Movement) dalam "War on Gaza", di mana negara Zionis itu tidak berhasil membungkamkan roket Hamas, sehingga Hamas masih dengan mudah melepas misil Qassam ke negara Zionis Yahudi. Itu merupakan sebuah pelajaran paling telak bagi sang agresor. Hal tersebut tak dapat dipungkiri menjadi tekanan untuk mendapatkan konsesi baru dari Israel dan Mesir. Konsesi ini berupa jaminan memperoleh sebuah tatanan keamanan, pembukaan perbatasan Gaza, termasuk perbatasan Rafah yang dikontrol Mesir, pelepasan tahanan Hamas di Mesir, penghentian operasi Israel terhadap aktivis Hamas di Tepi Barat, dan hak membela diri dengan misil Qassam bila Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Kita titipkan kepada Hamas Firman Allah SWT:
-- WLA THNWA WLA ThZNWA WANTM ALA'ALWN ANKNTM MWaMNYN (S. AL 'AMRAN, 3:139), dibaca:
-- wa la- tahinu- wala- tahzanu- wantumul a'lawna ingkuntum mu'mini-n, artinya:
-- janganlah (merasa) terhina, janganlah berduka-cita, kamu orang-orang lebih tinggi (di sisi Allah), jika kamu beriman.
WaLlahu a'lamu bisshawab.

***

Makassar, 1 Maret 2009