22 Maret 2009

866. Setelah Demam Membara Berlalu

"Islam bukan saja sekadar sistem ritual, sebagaimana difahamkan secara sekuler, melainkan Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual, karakter perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik, ekonomi, administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, damai-perang, bangsa-antarbangsa, pranata subsistem peradilan dan apresiasi hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman dan Ilmu. Maksudnya Wahyu memayungi akal , dan Iman memayungi ilmu."

***
Setelah demam membara mulai mendingin perihal kunjungan Menlu AS Hillary Rodham Clinton ke Indonesia pertengahan Februari baru baru ini, barulah tampak dengan jelas sebuah kalimat di antara pernyataan Nyonya Clinton ketika melakukan konferensi pers di depan ratusan wartawan di Deplu Pejambon. Yang saya maksud dengan demam membara antara lain seperti jubir Presiden bidang luar negeri, yang dengan bangganya menyatakan bahwa Indonesia mendapatkan posisi terhormat dan sangat penting bagi Amerika saat ini, dilihat dari route yang dipilih Nyonya Clinton dari jepang langsung ke Indonesia, negara Asia kedua yang dikunjungi oleh seorang menlu AS yang biasanya lebih dahulu mengunjungi Eropa. Bagitu juga umumnya media massa indonesia, yang menjadikan Hillary Clinton sebagai tamu terhormat, seperti menyambut George "War" Bush tempo hati. Bahkan diundang ke acara hiburan remaja, agar remaja indonesia terkagum kagum dengan sosok Hillary Clinton. Begitu juga komunitas LSM komprador kapitalis liberal, mereka dengan bangga dan jadi sok penting hanya karena diundang makan malam oleh Hillary Clinton di gedung Arsip Nasional. Dan yang saya maksud dengan kalimat di antara pernyataan Nyonya Clinton, yaitu: "terus menjadikan Indonesia sebagai kawasan atau tempat berdagang yang nyaman."

Nyaman bermakna tidak lain dari mempertahankan exxon mobil di Blok Cepu dan Natuna, Freeport di Papua, dan puluhan perusahaan AS lainnya yang telah mengeruk kekayaan Indonesia dan diangkut ke AS, dimana keuntungan perusahaan tersebut digunakan untuk membiayai negara Zionis Yahudi dalam memerangi Palestina khususnya dan memerangi dunia Islam pada umumnya, Afghanistan dan Iraq.

***
Bulan November 41 tahun lalu, satu tim ekonomi pergi ke Swiss. Mereka itu terdiri dari Prof. Sadli, Prof. Soemitro Djoyohadikusumo, dan sejumlah profesor ekonomi lulusan Berkeley University AS yang dikenal sebagai "Berkeley Mafia", mereka menggelar pertemuan dengan sejumlah konglomerat Yahudi dunia yang dipimpin Rockefeller. Di Swiss, sebagaimana bisa dilihat dari film dokumenter karya John Pilger berjudul “The New Ruler of the World" yang bisa didownload di situs youtube, tim ekonomi ‘Berkeley Mafia’ ini menggadaikan seluruh kekayaan alam negeri ini ke hadapan Rockefeler cs. Dengan seenak perutnya, mereka mengkavling-kavling bumi Nusantara dan memberikannya kepada pengusaha-pengusaha Yahudi tersebut. Gunung emas di Papua diserahkan kepada Freeport, ladang minyak di Aceh kepada Exxon, dan sebagainya. Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UU PMA) tahun 1967 pun dirancang di Swiss, menuruti kehendak para pengusaha Yahudi tersebut. Sampai detik ini, pengerukan atas seluruh kekayaan alam negeri ini masih saja terus berjalan dan dikerjakan dengan sangat leluasa oleh berbagai korporasi Yahudi Dunia. Hasilnya bisa kita lihat di mana-mana: angka kemiskinan di negeri ini kian membengkak, kian banyak anak putus sekolah, kian banyak anak-anak kecil berkeliaran di jalan-jalan raya, kian banyak yang putus asa dan bunuh diri, kian banyak kriminalitas, kian banyak kasus-kasus korupsi, dan sederet lagi fakta-fakta tak terbantahkan. "Berkeley Mafia" adalah dalang dari semua ini.

Mana ada pada waktu demam membara itu politisi Indonesia, apalagi kalangan LSM komprador yang mengkritisi agenda dan misi yang dibawa oleh Nyonya Clinton ini. Mana ada satu orangpun yang mempersoalkan "hidden agenda" nyonya Clinton untuk kepentingan bisnis perusahaan AS. Sekarang ini sedang sengitnya demam kampanye, jangan terpesona oleh janji-janji politik. Perlu diperhatikan dalam memilih Parpol, Caleg, atau pun Capres, jangan pilih yang hanya jadi antek perusahaan/pemerintah asing.

Harta benda dan kekayaan alam kita, yang seharusnya menjadi kehormatan dan kemuliaan kita, telah dikeruk, atas nama privatisasi, konsesi, kontrak karya, penanaman modal asing, dan berbagai dalih lain yang menunjukkan ketidakberdayaan dan kehinaan kita. Padahal, harta-harta itu merupakan kehormatan dan kemuliaan yang harus kita pertahankan. Rasulullah saw telah berwasiat di dalam khutbah 'Arafah beliau: "Wahai para manusia, sesungguhnya, darah-darah kalian dan harta-harta kalian merupakan kemuliaan bagi kalian, sebagaimana kemuliaan hari kalian ini, di bulan dan di negeri kalian ini." (HR Muslim dari Jâbir).
WaLlahu a'lamu bisshawab.
***

Makassar, 22 Maret 2009