Sebenarnya Seri 886 ini ada hubungannya dengan Seri 877, saya kutip: Ruhut Sitompul, di dalam sebuah dialog di stasiun TV swasta, mengatakan bahwa ‘Arab tidak pernah membantu Indonesia’, Ruhut Sitompul yang mencerminkan Tim Kampanye SBY-Boediono tsb, ucapannya itu sangat tendensius, “yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan”[Matius 15:11], bukan hanya sekadar melecehkan Arab, tetapi juga mempunyai konotasi negatif terhadap Islam.
Saya kutip dari Cyber Space dari seseorang yang bernama (samaran!) Diva Ardi, yang menulis pakai huruf capital, sesuatu yang melanggar kode etik dalam “ngenet” di Cyber Space, spb:
KEJADIAN 16:12, MEMBUKTIKAN SIAPAKAH BGS ARAB / ISLAM ITU. DAN KELAKUANYA ITU TERBUKTI SAMPAI HARI INI BODOH DAN PALING SUKA BERMUSUHAN DGN SIAPA SAJA.
***
Begini bunyinya [KEJADIAN 16 : 12]:
Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.
Seorang laki-laki itu maksudnya Ismail, leluhur bangsa Arab. Mari kita telusuri ungkapan keledai liar itu. Ayat tsb dalam bahasa Ibrani spb:
VEHÛ' YIHYEH PERE' 'ÂDÂM YÂDÔ VAKOL VEYAD KOL BÔ VE'AL-PENÊY KHOL-'EKHÂV YISYKON (BERÊ'SYÎT 16:12, BHS) [Transliterasi oleh Yohannes]
Saya tanyakan kepada Yohannes, apakah bahasa Ibrani tersebut diterjemahkan dari Septugianta yang berbahasa Yunani ? Seperti diketahui Septugianta yang berbahasa Yunani adalah rujukan asal Perjanjian Lama. Mengapa Septugiant berbahasa Yunani, karena Septugiant adalah terjemahan dalam bahasa Yunani dari bahasa Ibrani, yang teks aslinya sekarang sudah hilang. (Septuagiant [Lat.,=70], oldest extant Greek translation of the Hebrew Bible made by Hellenistic Jews, possibly from Alexandria, c.250 B.C. The Septuagint was translated from texts now lost. No copy of the original translation exists; textual difficulties abound. The symbol for the Septuagint is LXX.
(encyclopedia2.thefreedictionary.com).
Inilah jawaban Yohannes: Engga, Abah. Orang Yahudi punya naskah Ibrani sendiri dari Kodeks Leningrad. Dalam bagian-bagian tertentu, Septuaginta terkadang berbeda dengan Naskah Masora, padahal usia Septuaginta jauh lebih tua ketimbang manuskrip Ibrani yang ada saat ini. Selanjutnya Yohannes menambahkan: Naskah Masora adalah Perjanjian Lama (Tanakh Ibrani) yang ditulis dalam bahasa Ibrani dan dibubuhi vokal oleh para ahli masora. Kodeks, berasal dari bahasa Latin, "kitab", yaitu terdiri dari manuskrip dalam bentuk lembaran-lembaran, disusun secara urut dan dijilid atau dibalut.
Kita lanjutkan penelusuran itu. Keledai jantan dalam bahasa Ibrani "KHAMÔR", keledai betina "'ÂTHÔN". Liar dalam bahasa Ibrani "BEHÊMÂH" untuk binatang ternak, sedangkan untuk binatang yang bukan ternal, liar = "KHAY". Karena Ismail itu laki-laki harus dicari dalam ayat berbahasa Ibrani itu kata "KHAMÔR" dan karena keledai itu binatang ternak, maka harus dicari dalam ayat berbahasa Ibrani itu kata "BEHÊMÂH". Adalah fakta bahwa tidak ada kata "KHAMÔR" dan "BEHÊMÂH" dalam ayat berbahasa Ibrani itu.
Yang ada adalah kata PERE'. Tulisan Ibrani sama dengan tulisan Arab, huruf-hurufnya syllabic, yang belakangan baru dibubuhi tanda vokal. Seperti dalam huruf Arab, Khalil bin Ahmad Al Farahidy membubuhkan tanda baca (i'rab) seperti: tanda vokal Dhammah, Fathah, Kasrah, tanda mati Sukun, tanda ganda Tasydid dan tanda panjang. Akarnya PERE' dari huruf-huruf syllabic PR' (PÊ + RÊSY + ALEF). Kalau ditelusuri dalam bahasa Arab kita akan ketemu dengan permutasi akar kata WFR (WAW + FA + RA) yang artinya “subur” dan “berlimpah”.
Makna subur ini dapat kita lacak dalam ayat sebelumnya, yaitu [Kejadian 16:10]: Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya."
Nya dalam kalimat "kata Malaikat TUHAN itu kepadanya," menunjuk kepada Hajar, ibunda Ismail. Ungkapan "sangat banyak keturunanmu," bermakna bahwa Hajar dan anaknya Ismail adalah subur.
Alhasil, kesimpulannya terjadi manipulasi terjemahan, yang semestinya spb:
Seorang laki-laki yang subur, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.
Adalah kenyataan sejarah tanah Arab tidak pernah dijajah oleh imperium Romawi maupun Parsi, tanah Arab itu steril dari penjajahan bangsa asing. Bangsa Arab sekarang ini menentang sudaranya bangsa Israel, yaitu Israel merampas tanah bangsa Arab di Palestina. Mengapa dikatakan bangsa Arab itu bersaudara dengan Bani Israil, karena Nabi Ibrahim AS memperanakkan Ismail, Ishaq dan Midiyan. Demikianlah Ismail yang leluhur bangsa Arab bersaudara dengan Ishaq yang leluhur Bani Israil. (Nabi Ishaq AS memperanakkan Ya'qub yang juga bernama Israil. Turunan Nabi Ya'qub AS itulah yang disebut Bani Israil). Keledai liar bertendensi stigmatisasi bangsa Arab yang kemudian dikaitkan dengan Islam seperti yang ditulis oleh Diva Ardi di atas itu: KEJADIAN 16:12, MEMBUKTIKAN SIAPAKAH BGS ARAB / ISLAM ITU. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 9 Agustus 2009