Dalam Al-Quran tidak pernah disebutkan bahwa Hajar ibunda Nabi Ismail AS seorang budak dari Mesir. Bagi ummat Islam tidak perlu bukti pendukung untuk itu. Namun bagi yang non-Muslim perlu referens bahwa Hajar bukanlah budak. Marilah kita menilik pada Targum. Dapat dibaca dalam Targum oleh seorang yang termasyhur, Salomon bin Ishak (1040-1105) dari Troye (= Ilion = Pergame; sekarang Hissarlick di Turki). Seperti diketahui, Rabbi adalah pendeta Yahudi; Rabbani, Guru Yahudi ; Ahbar, Ulama Yahudi (Haverim); Hakam, Hakim/Faqih Yahudi (Hakham): Dalam Targum tersebut termaktub seperti kutipan ini: Hagar adalah puteri dari Firaun yang ketika melihat aneka mu'jizat dari pihak Sarah, berkata: lebih baik untuk anak perempuan saya ini menjadi pembantu dalam rumah Ibrahim. (media.isnet.org)
Targum (Tafsir Taurat) berisi kitab-kitab sejarah dan kitab Para Nabi. Kebiasaan membacakan Kitab Suci kepada jemaat di synagoge dengan diikuti uraian secara lisan dalam bahasa Aram (bahasa pribumi) mulai berkembang pada abad-abad akhir Sebelum Masehi. Bahasa Ibrani (Hebrew, 'Ibriyyah) makin kurang dikenal khalayak ramai sebagai bahasa lisan, maka mereka perlu dilengkapi dengan tafsiran teks Kitab Suci dalam bahasa yang sungguh-sungguh mereka fahami, jika mereka diharapkan untuk mengerti apa yang dibacakan kepada mereka. Rabbi yang bertugas untuk memberikan uraian lisan ini disebut methurgeman (penerjemah atau penafsir) dan uraiannya itu disebut Targum.
Dari kutipan itu tersebut: "Hagar adalah puteri dari “Firaun”, berhubung pada waktu itu belum ada yang tahu bahwa pernah Dinasti Fir'aun dipotong selama 150 tahun oleh Raja Gembala, yaitu Dinasti Raja-Raja Hyksos. Dalam Al-Quran disebutkan Nabi Yusuf AS berhadapan dengan Malik (Raja), bukan Fir’aun:
-- WQAL ALMLK AaTWNY BH …. QAL MA KhThBKN ADzRWDTN YWSF ‘AN NFSH, (S. YWSF, 10:50,51) dibaca:
-- waqa-lal maliku’ tu-ni- bihi …. Qa-la ma- khathbukunna idz rawattunna yu-sufa ‘an nafsihi, artinya:
-- Dan Raja berkata: "Bawalah dia (Yusuf) kepadaku," ….. Dia (Raja) berkata (kepada perempuan itu): "Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?"
Sedangkan Nabi Musa AS berhadapan dengan Firaun:
-- WQAL FR’AWN AaTWNY BKL ShR ‘ALYM . FLMA JAa ALShRt QAL LM MWSY ALQWA MA ANTM MLQWN (S. YWNS, 10:79,80), dibaca:
-- waqa-la fir’awnu’ tu-ni- bikulli sa-hirin ‘ali-min . falamma- ja-as sahratu qa-la lahum mu-sa- alqu- ma antum mulqu-na, artinya:
-- Dan Fir'aun berkata: "Datangkanlah kepadaku semua Ahli-ahli sihir yang pandai!" Maka tatkala Ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: "Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan.”
Bandingkan dengan Bible yang tidak mengenal Penguasa Mesir Kuno selain dari Dinasti Fir’aun. Baik Nabi Yusuf AS maupun Nabi Musa AS, keduanya berhadapan dengan Fir'aun:
[Kejadian 41:15] Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorangpun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya."
[Keluaran,7:10] Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti yang diperintahkan TUHAN; Harun melemparkan tongkatnya di depan Firaun dan para pegawainya, maka tongkat itu menjadi ular.
Bagi ummat Islam tentu tidak perlu bukti pendukung tentang Dinasti Fir'aun, Sang Penguasa Mesir Kuno, pernah dipotong oleh Dinasti Raja-Raja Hyksos selama 150 tahun. Tetapi bagi yang non-Muslim tentu saja membutuhkan rujukan arkeologis. Hieroglyph, yaitu tulisan kuno Mesir, berhasil diungkapkan cara membacanya oleh Jean Francois Cahampollion (1790 - 1832). Maka dengan dapatnya dibaca hieroglyph itu, terkuaklah sejarah Mesir Kuno dengan sejelas-jelasnya, antara lain Hyksos (Al-Malik = Raja Gembala) dari Kan'an menaklukkan Mesir dan menumbangkan Dinasti Fir'aun. Dinasti Hyksos ini menguasai Mesir selama kurang lebih 150 tahun (1700 - 1550) sebelum Miladiyah. Dinasti Raja-Raja Hyksos, sebagai dinasti XV dan XVI mendapatkan legitimasi dalam Dokumen Hieroglyph yang tertera dalam Daftar Penguasa Mesir di Turin.
Inilah petikan dari Dokumen Hieroglyph di Turin mengenai Dinasti Hyksos Penguasa Mesir Kuno:
The Hyksos (The Shepherd Kings) (1730 – 1580) B.C. invaded Egypt.and conquered the Pharao Dynasty. The Hyksos (The Shepherd Kings) (1730 – 1580) B.C. invaded Egypt.and conquered the Pharao Dynasty. 15th Dynasty: Salitis - Bnon - Apachnan (Khian) - Khamudi. 16th Dynasty: Anat Her – User Anat – Semqen – Zaket – Wasa – Qar - Pepi III – Bebankh – Nebmaatre - Nikare II – Aahotepre – Aaneterire – Nubankhre – Nubuserre – Khauserre – Khamure – Jacob El – Yakbam – Yoam - Apophis (Auserre Apepi) - Amu, defeated by Ahmose in 1580.
Nabi Ibrahim AS diterima dengan baik oleh Salitis, Raja pertama dari Dinasti Hyksos, berhubung bangsa Hyksos berasal dari qaum 'Ad yang bernabikan Nabi Hud AS. Bangsa Hyksos ini merubuhkan semua kuil tempat menyembah dewa-dewa Mesir Kuno. Ini diberitakan oleh Josephus yang mengutip Manetho: "By main force they easily overpowered the rulers of the land, and they razed to the ground the temples of gods." Seperti diketahui, Manetho (ca. 250 B.C.) also known as Manethon of Sebennytos, was an Egyptian historian and priest from Sebennytos (ancient Egyptian: Tjebnutjer) who lived during the Second Persian Period [343-332 B.C.] (Manetho, juga dikenal sebagai Manethon dari Sebennytos, adalah seorang sejarawan Mesir dan tokoh agama dari Sebennytos (Mesir purba: Tjebnutjer) yang hidup pada zaman Periode Parsi Kedua.
Alhasil, Hajar, ibunda Nabi Ismail AS, bukanlah berasal dari seorang budak bangsa Mesir, melainkan puteri dari Penguasa Mesir Kuno Dinasti Hyksos yang memotong Dinasti Fir'aun selama 150 tahun. WaLlahu a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 16 Agustus 2009