8 November 2009

896. Global Warming dan Global Ikhwan

Hua Hin (ANTARA News) Dalam KTT ASEAN ke-15 di Hua Hin, Thailand, pada 23 - 25 Oktober 2009, para kepala negara dan pemerintahan negara-negara anggota ASEAN menyatukan suara dalam isu perubahan iklim. Kesatuan sikap ASEAN ini dituangkan dalam "Pernyataan Bersama" yang diantaranya juga menghimbau negara-negara industri untuk segera menurunkan emisi gas rumah kacanya secara drastis. Untuk menyukseskan Konferensi Iklim di Kopenhagen, November mendatang, negara-negara ASEAN juga telah berkomitmen lebih mempererat kerja sama antarnegara anggota dan negara mitra. Sementara itu lembaga penggiat lingkungan Greenpeace Asia Tenggara meminta pimpinan ASEAN untuk lebih memperhatikan masalah perubahan iklim. Negara-negara di ASEAN harus berkomitmen untuk menghentikan penggundulan hutan dan melaksanakan pembangunan yang rendah karbon, serta melaksanakan kesepakatan dalam Konferensi Kopenhagen yang akan dilaksanakan di akhir tahun 2009 ini.

***

Menurunkan emisi (muntahan) gas rumah kaca, apa itu relevansinya dengan global warming (pemanasan sedunia)? Gas pencemar CO2 (karbon dioksida) hasil pembakaran bahan bakar yang dimuntahkan oleh cerobong pabrik membentuk lapisan tebal yang menutup permukaan bumi. Ruang antara permukaan bumi dengan lapisan gas CO2 tak ubahnya seperti ruang dalam "rumah kaca" yang besar. Gas sama sifatnya dengan kaca dalam hal mudah ditembus radiasi matahari tetapi sukar ditembus panas. "Rumah kaca" mudah ditembus masuk oleh radiasi matahari yang memukul molekul-molekul udara di dalamnya sehingga timbullah panas yang sukar menembus dinding "rumah kaca" (baca: lapisan CO2), sehingga terperangkaplah panas dalam ruang "rumah kaca", maka terjadilah pemanasan global. Demikianlah gas CO2 mendapat julukan gas rumah kaca. Mengurangi muntahan CO2 itulah yang dimaksud oleh Greenpeace dengan pembangunan yang rendah karbon.

Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15 – 0,3o C. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 lapisan es di kedua kutub bumi akan habis mencair dan mengalir ke laut lepas yang menyebabkan kenaikan permukaan laut bumi, termasuk laut di seputar Indonesia. Pulau-pulau kecil terluar kita bisa lenyap dari peta bumi. Diperkirakan dalam 30 tahun mendatang sekitar 2.000 pulau di Indonesia akan tenggelam.

Firman Allah:
-- ZhR ALFSAD FY ALBR WALBhR BMA KSBT AYD ALNAS LYZhYQHM B'ADh ALDzY 'AMLWA L'ALHM YRJ'AWN (S. ALRWM, 30:41) , dibaca:
-- zhaharal fasa-du fil barri wal bahri bima- kasabat aydin na-si liyuzhi-qahum ba'dhal ladzi- 'amilu- la'allahum yarji'u-na, artinya:
-- Muncullah kerusakan di darat dan di laut disebabkan tangan-tangan manusia, untuk itu (Allah) merasakan kepada mereka sebagian dari yang mereka perbuat, supaya mereka kembali.
Kembali maksudnya melangkah surut dari jalan yang salah untuk menapak jalan yang benar, antara lain segera menurunkan emisi gas rumah kaca secara drastis.

***

Yang berikut ini tentang klub poligami Global Ikhwan, yang di deklarasikan pada sabtu 17 Oktober 2009. Sebanyak 150 orang undangan dari seluruh Indonesia memeriahkan launching Global Ikhwan di Hotel Grand Aquila Bandung, Jawa Barat, Para tamu undangan yang datang di antaranya dari Papua, Jakarta, Tasikmalaya, dan Garut. Dalam deklarasi tersebut, hadir juga Ketua Global Ikhwan Malaysia, Chodijah Binti Am. Di samping peresmian klub poligami tsb, dalam kegiatan yang bertema "Poligami Obat Mujarab untuk Mendapatkan Cinta Allah", digelar juga konser musik, operet dan penjelasan mengenai poligami. Hidayatullah.com.

Selain mengumpulkan pasangan yang berpoligami, klub poligami Global Ikhwan juga mengembangkan yayasan untuk membantu menafkahi para anggotanya. Yayasan ini merupakan reinkarnasi dari Darul Arqam yang sempat dilarang oleh pemerintah Malaysia pada tahun 90-an. Mochamad Umar, Ketua Global Ikhwan di Bandung menuturkan, Darul Arqam kemudian berubah wujud menjadi Rufaqa yang memiliki arti Sahabat Sejati. Dan pada 2007 berdirilah klub poligami Global Ikhwan di Malaysia dengan jumlah anggota sekarang berjumlah 300 keluarga. "Caranya hampir sama dengan Darul Arqam dulu yang beraktivitas melalui bisnis yang dikembangkan oleh yayasan," kata Umar. Bisnis tersebut, diakui Umar, bermula untuk memenuhi kebutuhan anggota yang tergabung di klub. Namun bisnis tersebut juga terbuka untuk umum. Bisnis yang dikelola klub poligami Global Ikhwan Indonesia, antara lain, bisnis kue dan roti, isi ulang air mineral, dan juga sekolah setingkat TK sampai SMP.

Sehubungan deklarasi Global Ikhwan di Bandung tsb, pasti segera ada yang sewot karenanya. Wallahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 8 November 2009