13 Desember 2009

901. Pidato Pelantikan Khalifah Abu Bakar dan Mentimun vs Durian

Setelah diangkat sebagai khalifah, Abu Bakar Ash Shiddiq RA berkhutbah (berpidato) di atas mimbar Masjid Nabawi :

Hai orang banyak semuanya
Aku diangkat mengepalai kalian
Dan aku bukanlah yang terbaik diantara kalian
Jika aku membuat kebaikan
Maka dukunglah aku
Jika aku membuat kejelekan
Maka luruskanlah aku
Kebenaran itu suatu amanat
Dan kebohonganitu suatu khianat
Yang terlemah diantara kalian aku anggap yang terkuat sampai aku mengambil dan memulangkan haknya.
Yang terkuat diantara kalian aku anggap yang terlemah sampai aku mengambil hak si lemah dari tangannya.
Janganlah seorangpun diantara kalian meninggalkan jihad
Kaum yang meninggalkan jihad akan ditimpakan kehinaan oleh Allah
Patuhilah aku selama aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya.
Bila aku mendurhakai Allah dan Rasul-Nya tidak ada kewajiban patuh kepadaku
Kini marilah kita melakukan sholat
Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada kalian

Kita garis bawahi:
Yang terlemah diantara kalian aku anggap yang terkuat sampai aku mengambil dan memulangkan haknya. Yang terkuat diantara kalian aku anggap yang terlemah sampai aku mengambil hak si lemah dari tangannya.

Abu Bakar RA bukan hanya berpidato saja. Beliau memerangi qabilah yang tergolong kuat, karena menolak bayar zakat. Sikap menantang Qabilah tsb adalah sistemik, qabilah-qabilah lain nanti juga tidak akan membayar zakat. Tindakan memerangi itu merupakan shock therapy. Berbeda halnya dengan Sri Mulyani dan Boediono yang mengkhawatirkan kasus bank selemah Century itu sistemik. Abu Bakar RA bikin shock therapy diperlakukan pada yang terkuat, tidak seperti misalnya perusahaan perkebunan Cacao yang melakukan shock therapi dengan memilih yang terlemah yaitu Nanek Minah.

***
Siapa itu mentimun ? Mereka antara lain orang-orang lemah / miskin seperti: Minah (55) / 3 Kakao, Ny Manise (43) / Sisa Panen Kapuk, Klijo (76) / Setandan Pisang, Basar Suyanto (47) / Buah Semangka, Tukirin (62) / Bibit Jagung, Parto (51) / 5 batang jagung, Aguswandi / men-charge HP, Prita Mulyasari / Lab Fiktif RS OI dan para petani miskin di di desa Rengas Ogan Ilir, yang didor senapan Brimob.
Dan siapa itu durian ? Mereka itu adalah lawan mentimun, yaitu para pemilik modal / perusahaan perkebunan / RS OI / PG Cinta Manis dan PTPN VII yang, mengabaikan putusan MA tahun 1996 yang menyatakan lahan di desa Rengas Ogan Ilir yang dikuasai oleh PG Cinta Manis dan PTPN VII adalah lahan sah milik petani.

Saijah dan Adinda adalah sepotong cerita pendek yang diselipkan dalam novel Max Havellar karangan Multatuli (nama pena Eduard Douwes Dekker). Saijah dan Adinda dipergunakan oleh Multatuli untuk mengkritisi pemerintah kolonial Belanda yang saat itu sedang gencar-gencarnya terjun dalam kegiatan ekonomi melalui perusahaan holding-nya Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), yang oleh lidah Indonesia disebut Kompeni, dalam hal Cultuurestelsel (tanam paksa), terutama tebu dan kopi. Yang menjadi korban praktek Cultuurestelsel dalam dunia ekonomi tak lain menurut Multatuli pelaku ekonomi rakyat, kaum Saijah dan Adinda, kaum petani dan peternak dan nelayan. Saijah dan Adinda adalah penduduk Kabupaten Lebak, Banten. Prita Mulyasari juga penduduk Provinsi Banten. Keduanya sama-sama mengalami "kesenjanagan" antara rasa keadilan masyarakat vs rezim keadilan "resmi / normatif". Maka, pantaslah kita katakan, orang-orang semacam Prita dan Minah dan para mentimun lainnya ialah Saijah dan Adinda kontemporer.

***
Elok juga kita kutip karya Adhie Massardi. Karena ruang terbatas hanya dikutip untai 5, 6, dan 7 saja

Negeri Para Bedebah
.....................
....................

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan

Untai 6 dirujuk dari:
AN ALLH LA YGhYR MA BQWM hTY YGhYRWA MA BANFSHM (S. ALR'AD, 13:11)
-- innaLla-ha la- yughayyiru ma- biqawmin hatta- yugayyiru- ma- bianfusihim (), artinya:
-- Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, hingga mereka itu mengubah keadaan dirinya.

Untai 7 dirujuk dari:
Dari Abu Sa'id Al Khudri R.A., ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa di antara kalian melihat kemunkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lidahnya. Jika tidak mampu, maka bencilah dengan hatinya, dan ini adalah selemah-lemah iman." (HR Muslim, Ibnu Majah, Nasa'i).

WaLlahu a'lamu bisshawab

*** Makassar, 13 Desember 2009