31 Juli 1994

138. Bintang Anda Bulan Ini

Sehubungan dengan Seri 136 tentang peramal I Jingkiri', telah saya terima rentetan pertanyaan: Bagaimana tentang ramalan bintang. Bagaimana dengan ilmu nujum dari para ahli nujum (kalau berdiri sendiri dibaca: ahlu nujum). Bagaimana ini menurut Al Quran. Ada juga yang menanyakan tentang adanya kepercayaan bahwa jika di langit terlihat peristiwa istimewa akan mempengaruhi kehidupan manusia baik orang seorang maupun pergolakan sejarah ummat manusia pada umumnya. Seperti misalnya kepercayaan lama yang mengatakan bahwa kalau ada sulo ba'bara', yaitu suluh yang menyala di langit yang cukup terang (meteor?, -HMNA-) alamat seorang raja atau sekurang-kurangnya orang penting di istana akan meninggal dunia. Demikian pula kepercayaan adanya hubungan antara bintang yang muncul bersinar cemerlang (komet?, -HMNA-), ataupun gerhana, lebih-lebih gerhana matahari penuh, dengan perjalanan hidup, kelahiran, ataupun kematian orang-orang istimewa. Terakhir peristiwa langka komet Shoemaker-Levy 9 yang bertumbukan dengan Jupiter, tidak sunyi dari ramainya ramalan yang bermacam-macam dari para peramal.

Dalam Al Quran tidak ada ajaran ilmu nujum (bentuk jamak dari bintang: nujuwm) dalam konteks hubungan antara keadaan maupun posisi benda-benda langit dengan jalan hidup atau nasib manusia dan bangsa-bangsa di permukaan bumi ini. Jadi ramalan bintang menurut Al Quran adalah nonsense. Yang ada dalam Al Quran adalah isyarat perlunya ilmu nujum untuk pedoman arah di darat, utamanya di padang pasir dan di laut. Marilah kita baca S. Al An'am 97:

Wa Huwa lLadziy Ja'ala laKumu nNujuwmu liTahtaduw biHa- fiy Zhuluma-ti lBirri wa lBahri, Dan Dialah yang menjadikan bagimu nujum (bintang-bintang) untuk menjadi pedoman dengannya dalam kegelapan malam baik di darat maupun di laut.

Dalam tarikh tercatat bahwa pernah terjadi gerhana matahari penuh di zaman RasuluLlah SAW. Pada waktu gerhana penuh tersebut, Ibrahim meninggal dunia. Adapun Ibrahim yang meninggal itu adalah putera RasuluLlah SAW, dari isteri beliau yang bernama Sitti Maria al Qibth. Maka ramailah perbincangan dari mulut ke mulut dalam kalangan penduduk Madinah, yang mengaitkan antara peristiwa gerhana matahari penuh itu dengan meninggalnya Ibrahim. Bahkan dalam kalangan penduduk Madinah yang belum Islam (Arab dan Yahudi) terbit rasa kagum: "Memang Muhammad itu bukan orang biasa, anaknya meninggal lalu terjadi gerhana matahari penuh." Sebenarnya dari segi politik, inilah kesempatan baik bagi Nabi Muhammad SAW untuk berkampanye menarik pengikut dari kalangan masyarakat Madinah yang belum Islam. Namun setelah RasuluLlah SAW mendengar bahwa gerhana itu dikaitkan dengan kematian Ibrahim, maka di depan khalayak Madinah beliau menyatakan bahwa tidak ada hubungannya antara gerhana matahari penuh itu dengan kematian Ibrahim.

Ada pula hal yang dapat kita simak dalam hal pernyataan yang tegas dari RasuluLlah SAW tersebut. Bahwa memelihara aqiydah ummat jauh lebih penting dari kemenangan politik. Bahwa politik itu tak dapat dilepaskan dari nilai moral yang paling tinggi, yaitu tawhid.

Syahdan, itulah jawaban terhadap rentetan pertanyaan di atas itu. Ajaran Islam yang bersumberkan Al Quran dan Hadits tidak mengenal ilmu nujum dalam hubungannya dengan ramalan bintang. Ajaran Islam menolak adanya kaitan antara kejadian di bola langit dengan nasib manusia khususnya, sejarah bangsa-bangsa umumnya. Al Quran menegaskan bahwa ilmu nujum itu hanya berhubungan dengan pedoman arah di darat maupun di laut.

Pada waktu ingin menutup uraian dalam kolom ini, tiba-tiba terbetik dalam ingatan saya sebuah tulisan berisikan kritik terhadap ramalan bintang dengan gaya spesifik, namun berbeda dengan gaya spesifik dari folklore I Jingkiri'. Lalu saya sejenak berhenti menulis dan membalik-balik perbendaharaan lama, arsip pribadi saya. Maka saya temukanlah tulisan itu dalam Madjalah Bulanan Mahasiswa DIAGNOSA, Bandung, No.9/10 Tahun I, 1964, izin Deppen No.819/SK/UPPG/SIT/1964. Sekadar bernosatalgia saya kutip dalam ejaan aslinya, yaitu sebelum Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Tidak seluruhnya saya kutip.

DJANGAN MAU PERTJAYA. COSMOLOOG: DAENG BALLE

GEMINI (22 Mei - 20 Djuni)
Anda tjukup punja bakat badut, kere dan pelajan. Tetapi kalau mandi dengan hanja menjiram kepala sadja djangan dianggap sebagai membadut. Kesehatan: Anda bakal kena penjakit kulit pada bagian siku, tetapi tidak usah pergi berobat kedokter penjakit kulit dan kelamin, sebab salah2 orang jang melihat anda duduk dikamar tunggu bisa punja penafsiran lain. Penjakit kulit disiku bukan disebabkan oleh W.R. jang positif, melainkan karena anda kena kualat: Mengambil kembali benda jang telah dihadiahkan kepada orang lain. Maka pulangkan benda itu dan penjakit anda djadi sembuh.

VIRGO (23 Agustus - 23 September)
Kalau mandi gosok ketiak baik2, demi mendjaga ketenteraman umum. Lain kali djangan minum es tengah malam, nanti anda tak bisa njanji dikamar mandi. Asmara: berdjalan lantjar selama patjar anda belum tahu bahwa scooter jang selalu anda pakai duaan adalah barang pindjaman. Hari baik: tergantung dari date anda. Permata: buah badju.

SCORPIO (24 Oktober - 23 Nopember)
Bintang anda bulan nanti sangat terang bahkan meledak. Itu tandanja rahasia yang anda pendam selama ini akan terbongkar sampai pada akar2nja. Itu salah anda sendiri, tidak dapat menguasai diri terhadap air api dan minum sampai mabuk pada waktu achir2 ini. Namun demikian tak usah hal itu dirisaukan benar, sebab ada djuga baiknja buat anda. Tekanan djiwa akibat memendam rahasia mendjadi hilang lenjap. Asmara: sangat bertjabang. Arah: hindari gedung bioskop jang memutar gala.

Catatan ejaan dan peristilahan:
ch=kh, dj=j, j=y, nj=ny, tj=c, 2=simbol perulangan kata.
Cosmoloog, maksudnya Astrolog. Sebuah analogi dari cosmonaut (penjelajah kosmos) = astronaut (penjelajah bintang).
Daeng Balle = Tuan pendusta.
W.R.= Wassermann Reactie, suatu metode untuk mengungkap penyakit kotor dalam darah. Kalau reaksinya positif berarti mengidap salah satu di antaranya: penyakit kotor raja-singa, atau frambusia, kalau di bibir disebut poge' (bhs Makassar).
Air api = ungkapan orang Indian untuk minuman keras
WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 31 Juli 1994