3 Mei 1998

320. Is-Al

Dalam awal-awal tahun delapan puluhan yang silam, konon seorang sarjana, yang bukan sarjana sastra barat, masuk ke perpustakaan membuka-buka buku-buku pada bagian rujukan (reference). Semua kamus yang ada di situ dia buka, Inggris, Belanda, Jerman, Perancis. Dia mencari kata kloter. Memang dalam tahun tersebut kata kloter baru mulai muncul di koran-koran. Rupanya sang sarjana kurang sigap mencari sumber informasi. Mestinya ia bertanya kepada pegawai Depag, karena kata kloter itu selalu dikaitkan dengan pelaksanaan ibadah haji. Atau barangkali ia tinggi hati, berjiwa kerdil, terlalu 'ujub (angkuh) untuk bertanya kepada seorang pegawai Depag. Kata Kloter tidak akan dijumpai dalam kamus asing yang manapun juga, karena itu adalah singkatan dari Kelompok Terbang.

Seorang dosen senior Fakultas Hukum Unhas, Willy Voll, mempunyai dua kesukaan yang unik. Ujian dengan open-book dan getol memakai singkatan-singkatan seenak perutnya. Dalam diktat untuk para mahasiswanya, bahkan dalam majalah ilmiyah Unhas sekalipun, juga ia mempergunakan banyak sekali singkatan-singkatan. Terkait dengan kegemarannya memberikan ujian open-book, terkadang menyusahkan mitranya. Pernah suatu waktu sementara saya berdua dengan Willy Voll dalam ruang kerjanya, masuklah Laica Marzuki menyatakan keluhannya. "Wah hancur soal-soal saya kalau open-book". Rupanya mereka berdua bermitra memberikan soal.

Arah pembicaraan ini sudah jelas, bahwa judul di atas itu juga singkatan, jadi bukan is dari to be (Inggeris) atau dari zijn (Belanda), dan al bukan dari bahasa Arab ataupun bahasa Belanda, melainkan asli bahasa Bugis, digubah oleh almarhum Andi Baso Amir. Tokoh ini termasuk unik juga. Di samping getol mengemukakan singkatan-singkatan bahasa Bugis, ia juga suka bicara tentang angka-angka. Pada waktu persiapan mapparola puteri almarhum H.Fadheli Luran mendapatkan Ir Ridwan Abdullah, A.B. Amir angkat bicara mewakili H.F.Luran.

Pada waktu proklamator almarhum Bung Hatta puluhan tahun yang silam datang di Makassar ini, pernah menyatakan kekagumannya di rumahnya almarhum H.F. Luran. "Ada dua orang kepala daerah di daerah ini yang saya kagumi, Andi Baso Amir sebagai Bupati Bone dan Patompo' sebagai Walikota KMM. A.B. Amir seorang seniman, mampu menjadi Bupati dan Patompo' dalam keadaan tight money policy mampu membangun Makassar".

Kembali pada almarhum A.B.Amir tatkala mewakili almarhum H.F.Luran dalam persiapan upacara mapparola tadi. "Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian. Kita yang duduk di sini jumlahnya banyak yaitu seribu dua ratus tiga puluh tujuh orang". Maka gemuruhlah orang tertawa. "Kalau Bapak-bapak dan Ibu-ibu tidak percaya, hitunglah sendiri." Inilah yang saya katakan keunikan almarhum tentang angka-angka. "Barangkali tiga puluh tiga pasang sudah cukup. Tolong Is-Al, keluarga dekat dan sahabat kental saja yang pergi mengantar."

***

Unjuk rasa mahasiswa mengenai reformasi utamanya ekonomi, politik dan hukum, ujung-ujungnya bermuara pada kemauan politik Golkar, melalui hak inisiatif DPR. Dalam hal reformasi di bidang politik, masalahnya ialah apakah Golkar yang single majority di DPR bersedia mencabut atau sekurang-kurangnya merevisi 3 Paket UU Politik tahun 1985, yaitu: 1. UU No.1 ttg Pemilu, 2. UU No.2 ttg Susunan dan Kedudukan Anggota MPR, DPR, DPRD, dan 3. UU No.3 ttg Parpol dan Golkar. Karena dengan pencabutan ataupun revisi itu utamanya mengenai UU Pemilu kemapaman tentang single majority diragukan untuk dapat dipertahankan. Single majority merupakan satu sistem dengan sistem proporsional, massa mengambang dan tata-cara pelaksanaan Pemilu oleh birokrasi. Target yang harus dicapai oleh birokrat yang juga nota-bene adalah panitia pelaksana menghimbau ketidak jujuran.

Ada baiknya jika di samping tiga kontestan PPP, Golkar dan PDI ditambah dua lagi kontestan yaitu ABRI dan Korpri. Kelima kontestan itu semuanya duduk dalam panitia pelaksana Pemilu. Sistem proporsional diganti dengan sistem distrik yang dalam pada itu massa mengambang dihapus, semua kontestan secara adil mempunyai kesempatan menjangkau pelosok-pelosok. Sebaiknya pula UU Pemilu yang telah direvisi seperti konsep yang dikemukakan itu, telah diundangkan sebelum Pemilu tahun 2002, sehingga UU Pemilu yang baru itu telah dapat diterapkan insya Allah dalam Pemilu 2002 yang akan datang.

Pencabutan ataupun revisi ketiga Paket UU Poltik tersebut tidaklah inkonstitusional oleh karena yang berwenang untuk membuat undang-undang adalah DPR bersama-sama dengan pemerintah. Itulah sebabnya kita katakan di atas tadi bahwa unjuk rasa mahasiswa mengenai reformasi ujung-ujungnya bermuara pada kemauan politik Golkar sebagai kekuatan politik yang single majority.

Firman Allah: InnaLla-Hh Laa Yughayyiru Maa biQawmin Hatta- Yughayyiruw Maa biAnfusihim (S. ALRa'D, 13:11). Allah tidak akan mengubah hal atas suatu kaum, hingga mereka itu mengubah hal pada diri mereka.

Anfus(un) adalah bentuk jama' dari Nafs(un) yang berasal dari akar Nun, Fa, Sin yang berarti diri atau jiwa. Dalam bahasa Bugis Nafs(un) disebut ale. Is-Al, Issengi Alemu, artinya tahu dirilah. Wahai para wakil rakyat, utamanya para petinggi Golkar, Is-Al, sudah tiba saatnya untuk reorientasi "doktrin" single majority. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 3 Mei 1998