17 Mei 1998

322. Menyampaikan Pesan-Pesan Nilai di Atas Kebenaran dan Dengan Kesabaran

Firman Allah:

WAL'ASHR.
AN ALANSN LFY KHSR.
ALA ALDZYN AaMNWA W'AMLW ALSHLhT
WTWASHWA BALhQ WTWASHWA BALSHBR.
(S. AL'ASHR, 103:1-3)

dibaca:
wal 'ashri
innal insa-na lafi- khusrin
illal ladzi-na a-manu- wa'amilush sha-liha-ti
watawa-saw bilhaqqi watawa-saw bishshabri

Perhatikanlah waktu.
Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian.
Kecuali orang-orang beriman, dan beramal shalih,
dan berwasiat di atas kebenaran, dan berwasiat dengan sabar.

Berwasiat bermakna memberi nasihat, menyampaikan pesan-pesan nilai, ataupun menyatakan aspirasi. Marilah kita aktualisasikan Firman Allah tersebut dalam konteks situasi seperti sekarang ini.

Untuk semua pihak harus beriman dan beramal shalih. Beramal shalih antara lain, yaitu dalam kontex situasi sekarang ini, bagi para mahasiswa agar menyampaikan aspirasi dengan tertib, bersabar, menahan diri dari dorongan jiwa muda, semangat yang meluap-luap, bagi ABRI bersabar, menahan diri dari melayangkan pentungan terlebih-lebih dari menarik pelatuk akibat kemarahan yang timbul karena capek mendengarkan ejekan-ejekan yang mungkin terlontar dari pembawa aspirasi yang jiwa mudanya meluap-luap. Para mahasiswa teruskanlah menyampaikan aspirasi ataupun pesan-pesan nilai: reformasi dan pemerintahan yang bersih dari KKN, yaitu pesan-pesan nilai di atas kebenaran, dengan cara, sekali lagi dengan cara yang tertib, tidak melanggar hukum. Sehingga tidak terjadi bentrokan dengan ABRI yang menjaga ketertiban dalam rangka stabilitas nasional dan persatuan bangsa. Sedangkan seruan untuk MPR, DPR dan Pemerintah ditekankan pada ayat 1, wal 'ashri, perhatikanlah waktu!.

Apabila pesan-pesan (S. AL'ASHR) ini tidak dihiraukan, tidak memperhatikan waktu, artinya lamban bertindak, lemah iman, kurang beramal shalih, tidak menyampaikan pesan-pesan nilai di atas kebenaran, dan tidak dengan sabar, tidak dapat menahan diri, maka kita semuanya akan merugi, innal insa-na lafi- khusrin.

Bagi para perusuh yang memancing di air keruh, dengarkanlah dengan memakai hati nuranimu: AN ALLH LA YhB ALMFSDYN, dibaca: innaLla-ha la- yuhibbul mufsidi-na, sesungguhnya Allah tidak suka kepada perusak.

Dalam hubungannya dengan para pahlawan reformasi dan anggota ABRI yang gugur dalam melaksanakan tugas: ANa LLH WANA ALYH RAJ'AWN, dibaca: inna- liLla-hi wainna- ilayhi ra-ji'u-na, sesungguhnya kita semua berasal dari Allah dan sesungguhnya kita semua ini (niscaya) kembali kepadaNya.

Kepada keluarga dan handai tolan pahlawan reformasi dan keluarga serta handai tolan para anggota ABRI yang gugur, kami nyatakan bela sungkawa, dan rasa simpati kami sampaikan kepada yang mendapat cedera, baik dari pihak mahasiswa maupun anggota ABRI. WaLla-hu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 17 Mei 1998